5 Fakta Hacker Hacktivist Indonesia Serang Al Zaytun, Lalu Senggol Pemerintah

Ruth Meliana Suara.Com
Jum'at, 30 Juni 2023 | 16:41 WIB
5 Fakta Hacker Hacktivist Indonesia Serang Al Zaytun, Lalu Senggol Pemerintah
Ilustrasi Hacker. (Unplash)

Suara.com - Komunitas hacker Tanah Air turun tangan menghadapi kabar penyimpangan ajaran agama di Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat.

Komunitas hacker Indonesia yang dikenal dengan nama Hacktivist Indonesia tersebut melakukan penyerangan siber ke laman resmi Ponpes Al Zaytun.

Berikut fakta-fakta Hacker Hacktivist Indonesia yang serang Ponpes Al-Zaytun:

Bobol Situs Ponpes Al Zaytun

Fredens of Security, salah satu komunitas hacker Indonesia, terdeteksi berhasil menumbangkan situs cp.contacts.al-zaytun.sch.id pada Jumat (30/6/2023). Bahkan, situs ini masih belum bisa digunakan sampai saat ini.

Dalam pengakuannya, para hacker tersebut memohon maaf terlebih dahulu terhadap Indonesia. Mereka mengaku bukan seorang teroris, tetapi mereka ingin membela agama Islam.

Sebar Data Pribadi Alumni

Para hacker juga berhasil membeberkan beberapa data pribadi alumni dari pondok pesantren tersebut.

Mereka mengaku tidak terima umat Muslim Indonesia menjadi sesat seperti ini. Bahkan mereka juga mengancam akan terus menyerang Ponpes Al Zaytun sampai kapok berulah.

Baca Juga: Heboh Panji Gumilang Ajarkan Cara Berkurban Hewan Tidak Disembelih

Bocorkan Data Registrasi Al Zaytun

Aksi para hacker tidak hanya cukup sampai situ saja. Fredens of Security juga diketahui membocorkan sebanyak 45.780 data registrasi Ponpes Al Zaytun pada bulan Mei 2023.

Diketahui data tersebut berisikan nama lengkap, nomor induk kependudukan (NIK), pendidikan, pekerjaan, nomor ponsel dan alamat rumah. Lalu ada juga tanggal lahir, agama, identitas keluarga seperti nama istri, anak, ayah dan ibu.

Meski demikian, hingga kini data-data tersebut masih belum bisa divalidasi kebenarannya. Adapun Hacktivist Indonesia juga meninggalkan pesan bahwa Ponpes Al Zaytun layak ditutup. Mereka juga turut menyenggol kinerja pemerintah.

Sudah cukup bukti dan bukan hanya satu dan dua, melainkan banyak bukti kalau pondok pesantren ini sudah layak ditutup, dikarenakan sudah banyak ajaran-ajaran yang menyimpang," tulis Hacktivist Indonesia.

"Dan pemerintah jangan diam, jangan takut untuk bertindak. Jika kalian lemah dan tidak tegas, lantas untuk apa pemerintahan ini dibentuk,” lanjut pesan mereka.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI