Aksi para hacker tidak hanya cukup sampai situ saja. Fredens of Security juga diketahui membocorkan sebanyak 45.780 data registrasi Ponpes Al Zaytun pada bulan Mei 2023.
Diketahui data tersebut berisikan nama lengkap, nomor induk kependudukan (NIK), pendidikan, pekerjaan, nomor ponsel dan alamat rumah. Lalu ada juga tanggal lahir, agama, identitas keluarga seperti nama istri, anak, ayah dan ibu.
Meski demikian, hingga kini data-data tersebut masih belum bisa divalidasi kebenarannya. Adapun Hacktivist Indonesia juga meninggalkan pesan bahwa Ponpes Al Zaytun layak ditutup. Mereka juga turut menyenggol kinerja pemerintah.
“Sudah cukup bukti dan bukan hanya satu dan dua, melainkan banyak bukti kalau pondok pesantren ini sudah layak ditutup, dikarenakan sudah banyak ajaran-ajaran yang menyimpang," tulis Hacktivist Indonesia.
"Dan pemerintah jangan diam, jangan takut untuk bertindak. Jika kalian lemah dan tidak tegas, lantas untuk apa pemerintahan ini dibentuk,” lanjut pesan mereka.
Raup Data Pengajar Al Zaytun
Sementara itu, kelompok hacker lain bernama VulzSec Official mengklaim sudah mendapatkan 26 data pengajar dan dua ahli TI Ponpes Al Zaytun.
Dalam pengakuannya disebutkan bahwa serangan tersebut hanyalah sebuah peringatan.
Ancam Sebarkan Data Pengajar
Baca Juga: Heboh Panji Gumilang Ajarkan Cara Berkurban Hewan Tidak Disembelih
Data-data tentang data 26 pengajar dan dua ahli TI yang diklaim sudah di tangan VulzSec Official, dijadikan ancaman oleh mereka.