Kubu Soerjadi akhirnya memantapkan diri untuk melancarkan perebutan kantor DPP PDI yang awalnya berada di bawah pengurusan Megawati.
Keberanian kubu Soerjadi untuk merencanakan perebutan tersebut juga dikompori oleh fakta bahwa pemerintah melalui Kepala Staf Sosial Politik ABRI Letjen Syarwan Hamid tak mengakui KLB Jakarta dan menilai Soerjadi merupakan sosok yang menjabat Ketum PDI.
Letjen Syarwan Hamid sebagai perpanjangan tangan Soeharto diduga bersikap demikian lantaran Megawati merupakan sosok yang kerap menentang pemerintahan Orde Baru dan mendapat dukungan dari aktivis dan mahasiswa.
Rencana kubu Soerjadi akhirnya diwujudkan pada tanggal 27 Juli 1996. Kala itu, massa dari kubu Soerjadi berdatangan berbondong-bondong menyambangi Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat.
Situasi akhirnya memanas dan massa melempari kantor DPP PDI dengan bongkahan batu besar. Massa juga melakukan penyerangan sehingga mengakibatkan luka-luka terhadap kubu Megawati yang berjaga-jaga di lokasi.
Kekerasan yang terjadi bahkan mengakibatkan korban jiwa, yakni dilaporkan oleh Komnas HAM peristiwa tersebut mengakibatkan 5 orang tewas, 149 orang terluka, dan 23 orang hilang.
Kontributor : Armand Ilham