Diketahui bahwa Jokowi menyebut pembuangan emisi menjadi salah satu penyebab polusi di DKI Jakarta. Untuk itu, ia memerintahkan percepatan penerapan pembatasan emisi. Hal tersebut pun disambut baik oleh Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi.
Heru Budi mengatakan Pemprov DKI bakal mendorong peralihan penggunaan bahan bakar untuk kendaraan pribadi. Ia ingin kendaraan cc tinggi menggunakan bahan bakar dengan RON 98. Misalnya saja, 2.400 cc dengan memakai Pertamax Turbo.
4. Warga Diminta Naik Transportasi Massal
Soal jangka menengah yang Jokowi sarankan untuk mengurangi polusi udara di Jakarta yakni dengan mengurangi kendaraan berbasis fosil. Ia lantas meminta warga untuk lebih sering menggunakan transportasi massal, seperti MRT atau LRT.
5. Elektrifikasi Transportasi Publik
Selain membatasi emisi, Jokowi juga mendorong elektrifikasi transportasi publik. Ia ingin kendaraan yang digunakan untuk transportasi umum dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Dengan begitu, polusi di Jakarta bisa tak sebanyak saat ini.
6. Pengawasan Terhadap PLTU
Arahan selanjutnya, Jokowi menitikberatkan pada penanganan perubahan iklim. Ia meminta adanya pengawasan dalam sektor industri dan pembangkit listrik di sekitar Jabodetabek. Hal ini juga sempat disinggung oleh LBH Jakarta.
Menurut mereka, ada 21 PLTU di Banten yang memperburuk kualitas udara di Jakarta. Sebagai informasi tambahan, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), terdapat sekitar 39 PLTU Batubara rencananya baru akan dibangun.
Baca Juga: Jokowi Batuk Empat Minggu Gegara Polusi Udara, Dampaknya Bisa Mematikan!
Pembangunan dilakukan dengan kapasitas 13,8 gigawatt atau 43 persen. Tak hanya polisi, jumlah PLTU yang terus bertambah diperkirakan akan menghasilkan 83 juta ton emisi karbon per tahun. Adapun salah satu dampaknya, yakni pemanasan global.