Ahli Hadis yang Haus Akan Ilmu
Selain itu, sosok ahli hadis ini juga sempat menempuh pendidikan di bidang ilmu hadis di pesantren mahasiswa Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences.
Selama disana, ia sangat mengagumi gurunya, yaitu KH Ali Mustofa Yaqub. Namun, Muhaddits yang paling dikagumi sekaligus menjadi inspirasinya yakni Syaikh Yasin Al-Fadani, ulama berdarah Minang yang lahir di Makkah.
Selama di Darus-Sunnah, Ia juga mengambil S1 Aqidah dan Filsafat Islam di UIN Syarif Hidayatullah. Arrazy berhasil lulus di keduanya dengan jarak yang hanya terpaut satu tahun.
Seorang ulama tentunya tak hanya cukup dengan pendidikan formal saja, termasuk Arrazy yang juga menimba ilmu di pendidikan nonformal.
Sebelumnya Ia termasuk salah satu siswa Dawrat al-Tathqif al-Shar'i li al-'Ulum al-Islamiyah yang digelar Internationalize Zentrum Fur Islamische Wissenschaften di Bogor sejak 2006 sampai 2008.
Setelah satu tahun, Arrazy memutuskan untuk melanjutkan S2 Pengkajian Islam di UIN Syarif Hidayatullah dan lulus pada 2011. Tak hanya itu, Arrazy seolah selalu haus akan ilmu.
Ia kemudian melanjutkan S3 di jurusan dan universitas yang sama dan berhasil lulus pada 2017. Jadi jika ditelisik dari riwayat pendidikan dan keilmuannya seharusnya Buya Arrazy Hasyim tidak layak dicap hanya memiliki satu persen ilmu tentang Palestina.
Pertanyaan Buya Arrazy Hasyim sekolah dimana telah terjawab. Sekarang yang menjadi tanda tanya berikutnya adalah dari mana informasi-informasi kurang tepat seputar Hamas dan Palestina yang didapatkan oleh Buya Arrazy sampai-sampai ia berani melontarkannya dimuka umum seperti itu?
Kontributor : Rishna Maulina Pratama