
Bagian lain dari sistem kekebalan tubuh kita – yang disebut sel T – bekerja ketika infeksi sudah berlangsung dan mereka telah dilatih oleh infeksi dan vaksin di masa lalu.
Sel T tidak mudah dibingungkan oleh virus yang bermutasi karena mereka mengenali sel yang telah terinfeksi Covid dan membunuhnya.
“Mereka [sel T] akan menghentikan Anda dari penyakit parah dan berujung di rumah sakit, namun dalam proses membunuh virus tersebut ada dampak buruk yang membuat Anda merasa sangat tidak nyaman,” kata Prof Riley.
Mengandalkan sel T Anda untuk membasmi Covid menyebabkan Anda mengalami nyeri otot, demam, dan menggigil.
Jadi, bagaimana dengan anggapan bahwa Covid sedang menuju ke arah infeksi yang ringan dan tidak berbahaya?
Ada empat virus corona lain pada manusia, terkait dengan Covid, yang menyebabkan gejala flu biasa. Salah satu alasan mengapa penyakit ini dianggap ringan adalah karena kita terjangkit penyakit ini di masa kanak-kanak dan kemudian sepanjang hidup kita.
Prof Openshaw dengan jelas menyatakan bahwa “kita belum sampai di sana” dalam menghadapi Covid, tetapi “dengan infeksi berulang kita semestinya sedang membangun kekebalan alami”.
Sementara itu, apakah sebagian dari kita harus menghadapi masa yang buruk dalam waktu dekat?
“Saya khawatir demikian,” kata Prof Riley.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Melonjak Lagi, Yuk Buruan Suntik Vaksin Dosis Kelima, Gratis!
Bagaimana dengan di Indonesia?
Di Indonesia, situasi menunjukkan adanya tren peningkatan kasus sejak pekan ke-41 atau periode 8-14 Oktober 2023.
Data hingga Jumat (15/12/2023) menunjukkan kasus konfirmasi Covid-19 sebanyak 336 atau meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Meski demikian, jumlah tersebut masih jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan masa pandemi.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu memprediksi bahwa puncak kasus Covid-19 pada fase ini akan muncul setelah liburan Natal dan Tahun Baru.
![Ilustrasi COVID-19. [Suara.com/Eko Faizin]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/05/06/11380-ilustrasi-covid-19-suaracomeko-faizin.jpg)
"Kalau melihat dari pengalaman sebelumnya, kita mulai awal tren naik itu awal bulan Desember. Akhir November dihitung dari situ paling lama enam sampai delapan minggu puncaknya. Jadi kalau saya hitung kalau dari Desember ya mungkin puncaknya di awal Januari 2024 nanti," ucap Maxi kepada Detikcom, Minggu (17/12/2023).