Setelah keputusan berani itu, Sudrajad dipanggil oleh Soeharto pada 11 Februari 1998. Pemanggilan itu ternyata pemecatan dari jabatannya sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Singkat cerita, setelah pemecatan itu, ia kemudian diberikan saran oleh ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo yang juga mertuanya untuk segera meninggalkan Indonesia.
Sudrajad mengingat bagaimana ayah mertuanya itu khawatir akan keselamatan nyawanya. Kekhawitran Soemitro berdasar, karena saat itu mahasiwa dan eleman gerakan reformasi berikan dukungan atas keputusan berani Sudrajad.
"Namun dalam beberapa bulan, bapak mertua saya, Profesor Soemitro yang juga veteran melawan bos haru lari dari Indonesia, jadi beliau bilang sama saya, sekarang setelah ini semua kamu pergi. Kalau beliau gak apa-apa, kalau kamu nyetir mobil, kamu ditabrak bagaimana. Jadi saya lari lha," jelasnya.
Namun Sudrajad bukan bersembunyi, karena ia tetap menjadi pengajar di salah satu kampus terbaik dunia, Universitas Harvard.