Awan bilang bahwa sehari-hari Rahmat sibuk bekerja menjahit di sebuah usaha konveksi.
Menurut Awan, pada Senin 13 Mei 2024, Rahmat mendatangi dua pamannya yang saat ini berstatus saksi. Pahrudin jadi orang pertama yang didatangi oleh Rahmat.
"Pelaku datang ke rumahnya, menyodorkan uang recehan Rp 330 ribu sambil berkata "Mang tolong bunuh saya karena saya sudah membunuh ibu saya". Ketika itu saksi pertama tidak mengindahkan omongan pelaku," jelas Awan.
Rahmat lalu datang ke Isra dan mengutarakan hal sama seperti saat bertemu dengan Pahrudin. Kedua saksi kemudian mendatangi rumah Rahmat.
"Saksi pertama dan kedua penasaran sehingga mendatangi rumah korban untuk memastikan keadaan. Setelah tiba di lokasi, saksi menemukan korban (Inas) dalam posisi telentang di dalam kamar dengan kondisi meninggal dunia," jelas Awan.
Sementara itu, pihak kepolisian masih menyelidiki motif aksi keji Rahmat kepada Inas. Muncul narasi bahwa Rahmat membunuh Inas karena tidak dibelikan sepeda motor.
"Itu enggak ada (kesal tidak dibelikan sepeda motor). Itu semua pengakuan lama. Kita sudah tanya ke warga sekitar, tidak ada (motif soal motor). Pelaku kita tanya, ya marah aja sama ibunya," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri.