Dari seluruh peserta Bromo Jazz Camp, Nada merupakan peserta termuda. Kendati demikian, tidak ada kendala dalam proses kreatif bersama peserta lain.
“Tidak susah berkomunikasi. Kami belajar bersama dan berbagai ilmu,” ujar kelahiran 14 tahun silam ini.
Mentor Bromo Jazz Camp, Kevin Yosua menjelaskan, kegiatan kali ini merupakan lanjutan Jazz Camp pada 10 -12 Mei lalu di Solo. Berdasarkan proses kurasi, terpilih 8 dari 43 total peserta.
“Kami kurasi peserta terbaik. Karena program ini membicarakan musik lebih dalam lagi dan golnya akan main di Jazz Gunung Bromo,” jelasnya.
Mentor Bromo Jazz Camp, Hansen Arief menilai, kedelapan peserta sangat berpotensi. Pihaknya meyakini para talenta muda tersebut mempunyai masa depan yang cerah untuk bisa menjadi musisi profesional.
“Tapi memang untuk belajar musik ini perjalanannya panjang, mereka harus terhubung dengan musiknya,” katanya.
Senada dengan kedua mentor lainya, Sri Hanuraga mengatakan, Bromo Jazz Camp bukan sekadar membangun secara musikal, namun juga membangun karier dan profil.
“Jazz Camp ini ikut melengkapi karena tidak cuma ngajarin doang. Gak cuma program inkubasi. Mereka juga bisa tampil di event bergengsi sekelas Jazz Gunung ini,” ujar dia.
BRImo dan sponsor lainnya berkomitmen mendukung industri pertunjukan Indonesia. Besar harapan industri permusikan Jazz Indonesia mendunia.
Baca Juga: Bikin Hidup K-Popers Lebih Mudah, BRI Hadirkan Samsung BRI Credit Card