"Kalau Jokowi Ketua Umum Golkar, posisi Gibran sebagai Wapres juga akan mendapat dukungan politik. Gibran bisa mengimbangi Presiden Prabowo dan Gerindra," jelasnya.
Selain itu, Yusak menganalisis kemungkinan Jokowi akan menjadikan orang kepercayaannya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, yang juga kader Golkar atau Gibran sendiri duduk di kursi Golkar-1.
"Faksi Jokowi bisa Bahlil, bisa Gibran, bisa Jokowi sendiri yang mengincar ketua umum," lanjutnya.
"Jadi dalam konteks mundurnya Airlangga, faksi eksternal Jokowi bersekutu dengan faksi di internal Golkar yang menginginkan Airlangga mundur dari ketua umum," katanya.