Peresmian the jakmania kala itu dihadiri sebanyak 40 orang yang kemudian disebut sebagai pelopor berdirinya the jakmania dan dijadikan sebagai pengurus awal kelompok suporter tersebut.
Di internal The Jakmania sebanyak 40 orang pendiri dikenal dengan istilah JM mulai dari JM 1 hingga JM 40.
Pemberian nomor itu berdasar bidang yang diterima oleh pengurus diantaranya JM 1 untuk Ketua Umum, JM 2 untuk Wakil Ketua Umum serta JM 3 untuk Sekretaris.
Ketua umum pertama atau JM 1 dimandatkan kepada Gugun Gondrong. Kemudian JM 2 diamanatkan kepada Ferry Indrasjarief.
Dari sebanyak 40 pengurus tersebut, tiga diantaranya berasal dari struktural Persija Jakarta yakni Diza Rasyid Ali, Edi Supatmo serta Mimi Al-Qamar.
Ketika awal terbentuk, anggota the Jakmania berjumlah 100 orang termasuk dengan pengurus di dalamnya.
The Jakmania sempat mengalami vakum ketika dipimpin oleh Ferry Indrasjarief atau yang akrab disapa Bung Ferry. Situasi itu terjadi pada 1998 karena adanya kerusuhan.
Meski begitu, para anggota The Jakmania masih tetap melakukan kegiatan kumpul-kumpul setiap Selasa dan Jumat.
Untuk mempromosikan kelompok suporter yang masih tergolong baru, Bung Ferry dkk merekrut anggota baru dengan cara unik, diantaranya membagikan formulir kepada para penonton bola yang tengah menyaksikkan Timnas Indonesia berlaga di Piala Asia di Gelora Bung Karno.
Baca Juga: Beda-beda Versi Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap
Selain itu, mereka juga berkeliling menggunakan mobil kijang yang diberi pengeras suara untuk mengajak warga Jakarta terutama pecinta bola untuk masuk sebagai anggota The Jakmania.
Hingga kini jumlah anggota The Jakmania telah mencapai sekitar 30 ribu anggota dan berpotensi lebih.
Mengingat jumlah anggota yang makin berkembang, dibentuklah pengurus di daerah menjadi koordinator wilayah atau korwil. Tercatat ada sebanyak 50 korwil yang tersebar di beberapa titik di wilayah Jakarat.
Selain warna oranye, hal lain yang mengidentikkan The Jakmania yakni simbol tangan berupa jari telunjuk dan ibu jari yang membentuk huruf J. Simbol itu pertama kali dikenalkan oleh Edi Supatmo yang ketika itu menjabat sebagai humas Persija Jakarta.
Pada 2005 The Jakmania terpilih sebagai suporter terbaik di Indonesia hingga membuatnya jadi role model suporter-suporter yang ada di Indonesia.