Ia juga pernah menjadi pemimpin di Yoron Adventure School yang diselenggarakan oleh International Youth Association of Japan pada tahun 2005, dan mengikuti program Indonesia and Togo Homestay of Friendship- Program of International Exchange 2006 yang diadakan oleh Togo Town International Association Jepang pada tahun 2006.
Jejak Karier Ubedilah Badrun
Selama menjadi mahasiswa, Ubedilah telah berkiprah sebagai aktivis gerakan mahasiswa dan pendiri FKSMJ 1996, sebuah organisasi yang menjadi motor penting dalam gerakan reformasi 1998. Ia bahkan dijuluki sebagai Idiolog FKSMJ oleh para aktivis Jakarta.
Namun, berbeda dengan tokoh aktivis lainnya yang memilih masuk ke partai politik dan masuk menjadi anggota DPR, ia lebih memilih untuk menjadi guru dan akademisi dengan tujuan yang mulia, yaitu membentuk karakter generasi muda.
Ia pernah mengajar di Labschool Jakarta dari tahun 1997 hingga 2002, dan juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah di Tokyo Indonesian School (SRIT) sambil mempelajari budaya dan politik Jepang hingga akhir tahun 2006.
Setelah kembali dari Jepang, ia mengajar mata kuliah Sosiologi Politik di Universitas Negeri Jakarta, pada jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS).
Selain itu, Ubedilah juga menggeluti dunia menulis dan telah menerbitkan banyak karya tulis. Beberapa karya tulisnya telah dipublikasikan di berbagai media massa, baik lokal maupun nasional.
Ubedilah kerap berkontribusi pada negara dengan memberikan pandangan mengenai isu sosial dan politik melalui berbagai platform media. Ia merupakan pengamat isu sosial dan politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), sesuai dengan profesinya sebagai Dosen Sosiologi Politik di UNJ.
Curigai Kaesang dan Gibran
Ketika nama Kaesang Pangarep disorot karena dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi, Ubedilah mengaku telah melaporkannya ke KPK sejak dua tahun yang lalu, namun hasilnya nihil.
Kini, ia kembali membahas kasus yang melibatkan Kaesang, di mana ia membeli 180 juta lembar saham di pasar saham yang nilainya hampir menyentuh Rp 100 miliar.
Baca Juga: Beda Gaya Selvi Ananda Vs Erina Gudono Nonton Konser, Jauh dari Kata Sederhana
"Putera mahkotanya membeli 180 juta lembar saham di pasar saham. Nilainya hampir Rp100 miliar, kurang lebih. Kok bisa beli ratusan juta lembar saham begitu? Dari mana uangnya?" kata Ubedilah, seperti dikutip dari podcast Abraham Samad.