Saat jabatannya belum berakhir, Rano Karno dipinang menjadi Calon Wakil Gubernur Banten mendampingi Ratu Atut Chosiyah. Ia beruntung dan jadi Wagub Banten periode 2012-2017. Sayangnnya, di tahun 2015, Ratu Atut tersandung kasus suap sengketa Pilkada di MK.
Untungnya kembali diperoleh Rano Karno. Dia menggantikan posisi jabatan Ratu Atut sebagai Gubernur Banten. Setelah itu, pada Pileg 2019, Rano Karno mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dapil Banten III dan berhasil lolos ke Senayan. Kemudian, pada Pileg 2024 lalu, ia kembali terpilih dan siap-siap dilantik lagi jadi Anggota DPR RI.
Rano Karno merupakan putra ketiga dari 6 bersaudara dari pasangan Soekarno M. Noor dan Lily Istiarti. Ia lahir pada 8 oktober 1960 di Jakarta. Ayahnya merupakan keturunan Minang dan ibunya Jawa.
Sejak kecil Rano Karno selalu di Jakarta. Ia memulai pendidikan di SD dan SMP Strada Van Lith, SMA Negeri 6 Jakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara.
Darah seni terutama seni peran yang didapatkan oleh Rano Karno berasal dari ayahnya yang saat itu menjadi aktor ternama di Indonesia. Film pertama Rano Karno adalah film Sang ayah yang berjudul Lewat Tengah Malam. Rano Karno bermain dalam film tersebut saat usianya baru menginjak 9 tahun.
Nama Rano Karno melejit saat membintangi serial "Si Doel Anak Betawi" tahun 1972. Karirnya makin cemerlang saat berperan dalam film Gita Cinta dari SMA pada 1979. Setelah itu, Rano Karno memperdalam ilmu seni perannya dengan pergi ke Amerika Serikat tepatnya di cting Course Hollywood, Los Angeles.
Rano Karno berhasil menyabet berbagai penghargaan dalam seni peran. Mulai dari Bintang Pria Terfavorit Panasonic Award 1997, nominasi Aktor Film dari Festival Film Indonesia atau FFI 1984, dan nominasi Penulis Skenario Terbaik Vidia Award 2011. Nah, itulah profil singkat dan perjalanan politik Rano Karno.