"Ia jelas memiliki keteguhan hati luar biasa. Menyelesaikan pendidikan selama enam tahun dan mempertahankan pekerjaan di tengah perjuangannya menunjukkan kekuatan karakternya," katanya.
Koroner juga menekankan bahwa Jorja tidak menggunakan obat-obatan untuk bersenang-senang, melainkan untuk mencari ketenangan di tengah gejolak emosinya.
"Ini bukan tentang mencari sensasi atau mengejar euforia. Kesehatan mentalnya adalah pertempuran yang terus ia hadapi, dan mengonsumsi obat adalah cara yang ia pilih untuk mencoba menang." ungkapnya.
Ibunya mengenang Jorja sebagai sosok yang pendiam, cerdas, dan baik hati.
"Dia hanya ingin menemukan ketenangan dalam hidupnya," ujarnya.
Namun, dalam pencariannya, Jorja justru terjebak dalam jalan yang membawanya pada akhir yang memilukan.