"Mulai 1 Februari kosong, sebelumnya masih (distribusi) tapi itu juga langka kadang ada, kadang engga," ujarnya.
Hafidz juga mengaku, jika warung sembakonya tidak lagi menjual gas maka akan berdampak dengan berkurangnya pendapatan sehari-hari.
Selain itu, menurutnya, hal ini tentu akan menyulitkan masyarakat dalam mencari gas LPG 3 kg.
"Iya (pendapatan berkurang), lebih menyulitkan ke masyarakat kalo warung engga suplai lagi," ucap Dia.
Dirinya juga menilai sisi positif dari tindakan pemerintah untuk berupaya mencegah harga LPG 3 kg melebihi harga eceran tertinggi (HET).
"Positifnya ya mungkin nanti harganya akan lebih murah," ucap Hafidz.
Terakhir, Hafidz berharap, niat baik pemerintah untuk menstabilkan harga gas LPG dinilai sudah cukup, tinggal memikirkan langkah selanjutnya untuk suplai gas dari pangkalan ke warung sembako.
Selain itu, menurutnya, banyak juga warga yang akan kesulitan untuk mencari gas LPG 3 kg jika hanya dijual ke pangkalan gas.
"Kalau bisa kebijakan baru, dipikirkan dulu jalan keluarnya ke warung sembako, sama warga-warga juga yang jalan jauh, niatnya si baik menstabilkan harga," pungkasnya.
Baca Juga: Sebut Kunjungan di Solo Settingan, Roy Suryo Sindir Aktivitas Jokowi usai Lengser: Dia Banci Kamera
Syarat Daftar jadi Pangkalan