Selain itu, ia juga mendirikan Graha Pena, gedung pencakar langit di Surabaya dan Jakarta, serta meluncurkan stasiun televisi lokal seperti JTV, Batam TV, dan Riau TV.
Pada 2018, Dahlan mendirikan platform media Disway.id, sebuah portal berita yang banyak menampilkan tulisannya terkait isu-isu ekonomi, politik, dan investasi, termasuk tentang Otoritas Investasi Nusantara yang kini dikaitkan dengan Danantara.
Terjun ke Dunia Bisnis dan Pemerintahan
Selain di dunia jurnalistik, Dahlan juga terlibat dalam bisnis dan pemerintahan. Ia pernah menjadi Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC), perusahaan yang membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) sepanjang 4.300 kilometer yang menghubungkan Surabaya dan Hong Kong.
Pada akhir 2009, ia diangkat sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), menggantikan Fahmi Mochtar. Kepemimpinannya di PLN dikenal dengan berbagai gebrakan seperti gerakan sehari sejuta sambungan listrik dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di berbagai pulau di Indonesia.
Setelah hampir dua tahun memimpin PLN, pada 19 Oktober 2011, Dahlan ditunjuk sebagai Menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar dalam reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II.
Meski dikenal sebagai tokoh inovatif, Dahlan Iskan juga pernah tersandung beberapa kasus hukum. Pada 2015, ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan 21 gardu induk PLN. Namun, gugatan praperadilannya dikabulkan dan ia dinyatakan tidak bersalah.
Selain itu, pada 2017, ia juga terseret dalam kasus pengadaan mobil listrik yang dianggap tidak melalui proses tender sesuai aturan. Meskipun sempat mengajukan gugatan praperadilan, permohonannya ditolak oleh pengadilan.
Danantara dan Keterkaitan dengan Otoritas Investasi Nusantara Menurut Dahlan Iskan
Baca Juga: Luhut Bilang Semua Orang Akan Terkejut dengan Danantara
Keterkaitan Dahlan Iskan dengan Danantara mencuat kembali saat trending di X. Banyak warganet yang mengutip tulisan-tulisannya mengenai SWF dan Otoritas Investasi Nusantara yang pernah diwacanakan di era Jokowi, dengan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai penggeraknya. Dalam salah satu tulisannya di Disway.id pada 2020, Dahlan mewawancarai Luhut terkait rencana Indonesia membentuk SWF.