Gaza Tanpa MRI: Dokter Bedah Saraf Australia Hadapi Dilema Mengerikan di Tengah Konflik

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 17 Maret 2025 | 10:58 WIB
Gaza Tanpa MRI: Dokter Bedah Saraf Australia Hadapi Dilema Mengerikan di Tengah Konflik
Arsip - Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. (ANTARA/HO-MER-C/pri.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Magnetic Resonance Imaging (MRI). [Peggy und Marco Lachmann-Anke/Pixabay]
Ilustrasi Magnetic Resonance Imaging (MRI). [Peggy und Marco Lachmann-Anke/Pixabay]

Menurut Awad, tidak ada satu pun mesin pemindai MRI yang berfungsi di seluruh Jalur Gaza. Semua mesin yang ada mengalami kerusakan dan tidak dapat diperbaiki akibat perang.

"Sebagai ahli bedah saraf, kami sangat bergantung pada pemindaian MRI untuk melihat kondisi otak dan tulang belakang pasien. Namun, karena tidak tersedia, kami harus mengambil keputusan hanya berdasarkan CT scan, yang jauh lebih sulit," jelasnya.

"Melakukan operasi pada anak-anak dengan tumor otak hanya berdasarkan CT scan merupakan tantangan besar."

Dokter setempat mengalami kelelahan yang luar biasa, kehabisan tenaga, dan banyak dari mereka belum memiliki pengalaman atau pelatihan internasional yang memadai.

Bagi Awad, meninggalkan Gaza adalah pengalaman yang "dilematis dan menyentuh hati."

Ia berharap dapat terus berkomunikasi dengan dokter-dokter di sana dan memberikan dukungan jarak jauh dalam penanganan pasien.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI