Dubes Iran: Zionis Israel Ciptakan Opini Publik Agar Genosida Palestina Terlihat Biasa

Rabu, 26 Maret 2025 | 19:00 WIB
Dubes Iran: Zionis Israel Ciptakan Opini Publik Agar Genosida Palestina Terlihat Biasa
Sejumlah warga mengangkut para korban dari sebuah gedung yang hancur akibat serangan Israel di Kota Rafah di Jalur Gaza bagian selatan, beberapa tahun lalu. (ANTARA/Xinhua/Khaled Omar/tm/am.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ini merupakan cara pendekatan yang digunakan oleh rezim Zionis Israel. Mereka pada saat melakukan genosida di atas tanah Palestina, mereka menyampaikan kami hanya melakukan serangan terbatas terhadap Hamas di jalur Gaza," pungkasnya.

Ratusan massa Aksi Bela Palestina menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Ratusan massa Aksi Bela Palestina menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Sebelumnya terpisah, Imam Besar Al Azhar Mesir Sheikh Ahmed el-Tayeb menyatakan bahwa pembantaian oleh Israel di Gaza menunjukkan “kebencian yang menghancurkan” dan hilangnya rasa kemanusiaan.

Sheikh Ahmed menyampaikan hal itu dalam pertemuan dengan Paus Tawadros II, pemimpin Gereja Ortodoks Koptik Mesir pada Selasa (25/3).

Sheikh Ahmed menggambarkan situasi di Gaza saat ini “sulit dan kompleks”, menurut pernyataan yang dirilis oleh kantornya.

“Kejahatan brutal Israel menunjukkan bahwa ini bukan sekadar perang atau pembunuhan terhadap orang tak berdosa, melainkan manifestasi dari kebencian yang menghancurkan, yang membuktikan bahwa para pelakunya tidak memiliki belas kasihan dan rasa kemanusiaan sedikit pun,” kata dia.

Ia menyebut serangan Israel telah melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza pada 18 Maret, yang menewaskan hampir 800 orang dan melukai lebih dari 1.600 lainnya.

Serangan itu menghancurkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tawanan yang berlaku sejak Januari di wilayah kantong Palestina itu.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 50.100 warga Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, telah kehilangan nyawa dan lebih dari 113.700 orang lainnya terluka akibat agresi militer Israel di Gaza.

Baca Juga: Peristiwa Mengerikan 15 Maret 1921, Pemimpin Turki Talaat Pasha Tewas Ditembak Warga Armenia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI