Yusak memaparkan mengapa PCO perlu dievaluasi. Salah satu sebabnya, kinerja para juru bicara yang bernaung di bawah Kantor Komunikasi Kepresidenan.
"Sejak awal bekerja, jubir-jubir presiden ini belum menunjukkan performa kinerja yang bagus dan sering membuat blunder dengan pola komunikasi publik yang buruk. Akibatnya, Presiden Prabowo yang dirugikan," kata Yusak.
Yusak mengatakan PCO merupakan ujung tombak komunikasi strategis pemerintahan. Mestinya, PCO bisa memahami dengan baik anatomi sosiologis masyarakat.
"Jangan sampai membuat blunder terus," kata Yusak.
Perlu Keberanian
Yusak menegaskan kepala negara perlu keberanian untuk melakukan evaluasi terhadap jajaran Kabinet Merah Putih.
Ia menilai kabinet yang sudang kadung gemuk tersebut harus benar-benar diisi orang yang bisa menterjemahkan visi dan misi Prabowo dalam memimpin pemerintahan.
"Sebaiknya Presiden Prabowo tidak boleh takut mengganti anak buah nya yang tidak bisa bekerja cepat. Kabinet gemuk harus diisi orang-orang yang bisa menterjemahkan visi prabowo dengan benar dan cepat supaya tidak menjadi beban pemerintahan," kata Yusak.
Sebelumnya diketahui, Presiden Prabowo Subianto telah melakukan reshuffle kabinet pada Februari 2025 silam.
Baca Juga: Menunggu Reshuffle Usai Lebaran, Pengamat Bongkar Pos Paling Mungkin Dievaluasi
![Presiden Prabowo Subianto (kanan) mengucapkan selamat kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikstisaintek) Brian Yuliarto usai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2/2025). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/19/98340-brian-yuliarto-jadi-mendiktisaintek-prabowo-subianto.jpg)
Ketika itu, Presiden Prabowo Subianto mencopot Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saikntek) Satryo Soemantri Brodjonegoro. Reshuffle kabinet tersebut dilakukan setelah muncul desakan dari ASN di Kemendikti Saintek yang meminta Satryo mundur dari kursi menteri.