Ada Blocking dari Tamu Open House Jokowi dan Prabowo, Rocky Gerung: Kelihatan Siapa Masuk Geng Mana

Rabu, 02 April 2025 | 21:06 WIB
Ada Blocking dari Tamu Open House Jokowi dan Prabowo, Rocky Gerung: Kelihatan Siapa Masuk Geng Mana
Rocky Gerung [Tangkap Layar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat Politik, Rocky Gerung menyoroti soal open house lebaran Idulfitri 1446 Hijriah yang digelar oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ketujuh RI Joko Widodo alias Jokowi. Ia menyebut ada suasana blocking atas dua acara itu.

Prabowo diketahui menggelar open house di Istana Negara, Jakarta pada Senin (31/3/2025). Sedangkan, Jokowi tak hadir dalam acara itu dan memilih menggelarnya sendiri di kediamannya, Solo, Jawa Tengah.

Rocky menilai adanya dua acara elit politik itu memperlihatkan adanya kesan blocking atau pembatasan antara tamu undangan. Dari yang hadir, bisa terlihat siapa yang menjadi geng Prabowo atau Jokowi.

Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda Hadiri Open House Lebaran di Istana Kepresidenan (Instagram)
Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda Hadiri Open House Lebaran di Istana Kepresidenan (Instagram)

"iya, ada blocking sebetulnya blocking suasana. Blocking artinya orang mulai melihat ini geng mana yang datang ke Prabowo geng mana yang datang ke Jokowi," ujar Rocky dikutip Suara.com melalui akun YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (2/4/2025).

"Kan sebetulnya itu yang jadi sinyal analis politik kalau kita balik pada soal open house ini," lanjutnya.

Rocky mengatakan, biasanya sinyal politik juga terlihat dari cara memperlakukan tamu undangan. Ia mencontohkan gestur Prabowo yang mendatangi Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih dulu.

Sikap ini disebutnya sebagai bentuk hormat kepada pendahulunya sekaligus senior di militer.

"%entu Pak SBY dianggap senior oleh Pak Prabowo karena dia mendahului kepresidenan Pak Prabowo. ?aka Pak Prabowo mendekat pada SBY bukan menunggu dis!lamin tapi dia datang menyelami Pak SBY, termasuk Agus Harimurti," jelasnya. 

"Pak Prabowo mendekat pada Pak SBY demikian juga Pak Jusuf Kalla," tambahnya.

Baca Juga: Didit Kunjungi Megawati Hingga Jokowi, Dasco: Cuma Silaturahmi Idul Fitri, Bawa Pesan Pak Prabowo

Kemudian, Rocky juga menyinggung putra Prabowo, Didit Hediprasetyo yang ikut acara halal bihalal di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Momen ini disebutnya sebagai salah satu sinyal politik damai antara Prabowo dan Megawati. 

"Kita lihat Mas Didit menunggu Ibu Mega dan mengingatkan kembali persahabatan antara Ibu Mega dan Pak Prabowo jadi ini Didit jadi messenger of good news kira-kira pembawa berita baik," ucapnya.

Pertemuan-pertemuan antar elit ini disebutnya terkesan biasa. Namun, Rocky menyebut adanya kemungkinan transaksi antar elit yang bisa memberikan dampak besar bagi negara.

"Kemampuan kita untuk membaca politik selalu harus juga didasarkan pada kemampuan kita untuk melihat apa yang sublim, apa yang sebetulnya halus sekali itu punya efek yang kuat nanti dalam upaya untuk membangun negeri ini," pungkasnya. 

Pengamat politik Rocky Gerung [Foto: YouTube Rocky Gerung]
Pengamat politik Rocky Gerung [Foto: YouTube Rocky Gerung]

Pembahasan soal reshuffle

Pengamat Politik, Rocky Gerung menduga pembahasan mengenai reshuffle alias pergantian jajaran kabinet Presiden Prabowo Subianto akan tetap berlangsung. Ia meyakini terdapat berbagai pembahasan sepintas selama momen Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.

Apalagi, selama lebaran ini digelar berbagai acara open house di tingkat elit. Mulai dari open house di Istana Negara, rumah Presiden ketujuh Joko Widodo, hingga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. 

"Tentu juga dalam libur panjang ini akan ada kasak kusuk pasti itu soal reshuffle, akan ada kirim-mengirim sinyal soal siapa yang layak untuk diganti siapa yang layak untuk mengganti itu," ujar Rocky dikutip Suara.com melalui akun YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (2/4/2025).

Menurutnya, Prabowo perlu memperhatikan berbagai situasi gaduh yang terjadi belakangan ini. Kemarahan dan kekecewaan masyarakat atas kinerja sejumlah menteri sudah terlihat di media sosial atau berbagai aksi demonstrasi.

"Itu jadi pasti nanti ada libur panjang tapi politik tidak libur apalagi Pak Prabowo berhitung semua hal," ucapnya.

"Jutru dalam keteduhan liburan ini, peristiwa-peristiwa di hari-hari yang lalu, ketika komunikasi politik buruk ketika viral, terus yang mengolok-olok kekuasaan," lanjutnya menambahkan.

Berbagai bentuk kemarahan masyarakat disebutnya harus menjadi landasan Prabowo dalam mengevaluasi kinerja jajarannya.

"Semacam PR dari Presiden Prabowo untuk memikirkan ketika hiruk pikuk dan tekanan publik terhadap beberapa menteri atau beberapa pejabat istana itu diajukan oleh netizen maka itu adalah ekspresi yang jujur ekspresi kemarahan, bahkan ekspresi sinisme," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI