Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa peran penting pariwisata semakin nyata di tengah munculnya gejolak akibat tarif baru Amerika Serikat (AS) yang dapat berdampak besar pada arus perdagangan internasional yang akan mempengaruhi lintasan pertumbuhan global.
Airlangga mengungkapkan bahwa sebagian besar negara juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global akibat ketidakpastian kebijakan tarif tersebut.
“Pemerintahan saat ini di bawah Presiden Prabowo Subianto juga melihat pariwisata sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi, dan kami memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan pariwisata ramah lingkungan serta mendorong pariwisata berbasis masyarakat lokal melalui berbagai program seperti pariwisata berbasis desa dan mengubah destinasi dari strategi pariwisata massal menjadi jalur yang lebih berkelanjutan,” ungkap Menko.
Dalam forum itu, Airlangga menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan berbagai negara.
Ia menyampaikan bahwa meskipun setiap negara memiliki kepentingan nasional masing-masing, Indonesia meyakini bahwa kolaborasi yang konstruktif dan saling menguntungkan akan memperkuat ketahanan bersama serta mendorong terciptanya kesejahteraan global.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga mengajak seluruh delegasi untuk menikmati kekayaan kuliner Indonesia serta mengenal lebih dekat berbagai produk unggulan nasional.
“Pariwisata merupakan sektor yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga manfaat sosial dan budaya. Jadi, mari kita bekerja dan memanfaatkan forum ini untuk berkolaborasi. Mari kita bahas cara mempromosikan pariwisata yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, inklusivitas, sekaligus melestarikan lingkungan. Indonesia selalu berkomitmen untuk mengejar prinsip keberlanjutan dan inklusivitas dalam mengembangkan sektor pariwisata,” tuturnya.