Ratusan Siswa SMP di Buleleng Belum Bisa Baca, Mendikdasmen: Penyebabnya Disleksia, Kurang Perhatian

Selasa, 22 April 2025 | 20:13 WIB
Ratusan Siswa SMP di Buleleng Belum Bisa Baca, Mendikdasmen: Penyebabnya Disleksia, Kurang Perhatian
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Abdul Mu'ti. (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Berdasarkan data yang diperoleh ada lima faktor yang menjadi penyebab ratusan siswa SMP di Buleleng belum mampu membaca dan menulis.

Faktor pertama karena kurangnya motivasi siswa untuk belajar dengan presentase mencapai 52 persen.

Faktor kedua kurangnya dukungan dari keluarga dengan presentase 18 persen.

Ilustrasi siswa SMP. [Ist]
Ilustrasi siswa SMP. Ratusan siswa SPM di Buleleng belum bisa membaca. [Ist]

Faktor ketiga karena mengalami disleksia (gangguan dalam proses belajar) dengan presentase 16 persen.

Faktor keempat karena mengalami disabilitas dengan presentase 9 persen.

Serta faktor kelima karena pembelajaran tidak tuntas atau putus sekolah dengan presentase 5 persen.

Ketua DPRD Buleleng Ketut Ngurah Arya menyebut ketidakmampuan ratusan siswa SMP untuk membaca dan menulis ini merupakan kemunduran bagi Buleleng.

Untuk itu Arya mengusulkan agar masing-masing sekolah menyelenggarakan les khusus baca, tulis dan hitung dengan menggunakan dana BOS.

Selain itu Pemkab Buleleng diminta untuk membangun Sekolah Luar Biasa (SLB) di masing-masing kecamatan, untuk mempermudah anak disabilitas mengenyam pendidikan.

Baca Juga: Hanya Ganti Istilah, FSGI Sarankan Penjurusan di SMA Tidak Perlu Diterapkan Lagi

"Saya rasa hal ini terjadi karena faktor kemiskinan. Ada juga karena faktor kurikulum, guru harus meluluskan anak-anak, tidak ada lagi anak yang tidak naik kelas. Ini juga kendala sehingga dilepas-dilepas saja. Tanpa pernah berpikir bahwa akibatnya seperti ini," ungkap Arya ditemui usai rapat bersama Anggota Komisi IV DPRD Buleleng dan Disdikpora Buleleng, Senin (14/4).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI