Ngaku Ikhlas Mundur, Hasan Nasbi Siap Bantu Proses Transisi Kepala PCO Baru: Dengan Senang Hati

Selasa, 29 April 2025 | 14:28 WIB
Ngaku Ikhlas Mundur, Hasan Nasbi Siap Bantu Proses Transisi Kepala PCO Baru: Dengan Senang Hati
Ngaku Ikhlas Mundur, Hasan Nasbi Siap Bantu Proses Transisi Kepala PCO Baru: Dengan Senang Hati. [Suara.com/Novian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasan Nasbi mengaku siap membantu proses transisi kepemimpinan baru di Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) setelah dirinya memilih mundur dari jabatan kepala PCO. Pendiri lembaga survei Cyrus Network itu mengaku dengan senang hati akan membantu proses transisi di pucuk pimpinan CPO bila memang dibutuhkan.

"Dalam proses transisi kepemimpinan di kantor komunikasi ke Presiden nanti, jika dibutuhkan, sekali lagi jika dibutuhkan, saya pun dengan senang hati akan membantu proses transisi tersebut. Jadi sampai di sini perjalanan saya di kantor PCO dan kita tentu akan tetap sering bertemu di lain kesempatan. Pun dengan senang hati akan membantu proses transisi tersebut," beber Hasan Nasbi dalam unggahan video akun Instagram @totalpolitikcom dilihat Suara.com pada Selasa (29/4/2025).

Hasan Nasbi juga sebelumnya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto karena telah memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk bisa menjabat di Kabinet Merah Putih. Ucapan terima kasih itu disampaikan Hasan dalam video dokumebtasi hari terakhirnya sebagai Kepala PCO. Diketahui Hasan memilih mengundurkan diri dari jabatan pada 21 April 2025.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang sudah memberikan kepercayaan kepada saya sebagai bagian dari anggota Kabinet Merah Putih. Dan tentu saja itu merupakan sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi saya pribadi," kata Hasan Nasbi. 

Selain menyampaikan terima kasih, Hasan Nasbi merasa dirinya juga perlu meminta maaf kepada Prabowo bila selama bekerja ia masih jauh dari apa yang diharapkan kepala negara.

"Tapi saya juga harus meminta maaf kepada beliau jika selama memberikan pelayanan kepada presiden, masih jauh dari apa yang beliau harapkan," kata Hasan Nasbi.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (kanan). (Suara.com/Novian)
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (kanan). (Suara.com/Novian)

Bukan Keputusan Emosional

Hasan Nasbi menegaskan keputusannya mundur sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Kepala Presidential Communication Office bukan keputusan yang tiba tiba. Ia juga menekankan keputusan mundur bukan keputusan emosional.

"Jadi ini bukan keputusan yang tiba-tiba dan bukan keputusan yang emosional. Ini rasanya adalah jalan terbaik yang dipikirkan dalam suasana yang amat tenang dan demi kebaikan komunikasi pemerintah di masa yang akan datang," kata Hasan Nasbi dikutip Suara.com dari akun Instagram @totalpolitikcom, Selasa.

Baca Juga: Ngaku Tak Emosional saat Pilih Resign dari Jabatan Jubir Prabowo, Hasan Nasbi: Ini Jalan Terbaik

Hasan kembali mengingatkan ihwal pernyataannya kepada khalayak dalam beberapa tayangan podcast. Ia menyampaikan kalau ada sesuatu yang sudah tidak bisa lagi dia atasi atau kalau ada persoalan yang sudah di luar kemampuan, maka tidak perlu ribut-ribut dan tidak perlu heboh-heboh.

"Kita pun harus tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi," kata Hasan Nasbi. 

Ucapannya Dianggap Teledor

Sebelumnya, Hasan Nasbi menjadi sorotan gegara celetukan 'dimasak saja' saat menanggapi soal teror bangkai kepala babi yang dikirim pelaku misterius ke kantor redaksi Tempo, beberapa waktu lalu.

Terkait itu, Presiden Prabowo juga sebelumnya merespons ucapan Hasan Nasbi selaku jubir Presiden ketika itu. 

Dia menilai jawaban Hasan Nasbi saat menanggapi teror kepala babi terhadap jurnalis Tempo merupakan jawaban teledor. Prabowo merasa ikut bertanggung jawab atas kekeliruan bawahannya tersebut.

Hal itu disampaikan Prabowo saat menjawab pertanyaan terkait dalam wawancara bersama tujuh jurnalis di kediaman Prabowo, di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Presiden RI Prabowo Subianto. (ist/ig Prabowo)
Presiden RI Prabowo Subianto. (ist/ig Prabowo)

Prabowo merasa ada salah ucap dari anak buahnya yang baru menjabat di pemerintahan. Ia merasa bawahannya kurang berhati-hati dalam mengucap saat memberikan respons.

"Masalah apa itu, salah ucap, tim saya kan orang-orang baru dalam pemerintahan, banyak orang baru di pemerintahan sebagian menteri-menteri yang senior ada yang dari kabinet lama tapi banyak yang baru. Jadi mungkin kurang waspada, kurang hati-hati dalam mengucap. Saya kira itu yang bisa saya jelaskan, ya saya nanti, saya belum ketemu sih sebetulnya setelah," kata Prabowo.

Terkait adanya teror kepala babi hingga bangkai tikus ke kantor Tempo, Prabowo terkejut. Ia merasa aksis teror dilakukan untuk menciptakan kondisi tidak baik sekaligus sebagai upaya adu domba.

"Saya juga kaget masalah kepala babi dan apa ya itu tikus. Itu juga saya kira gaya-gaya apa, ya, taktik, teknik gitu-gitu ya bagi saya, saya juga, saya nggak terlalu percaya bahwa yang melakukan itu punya sifat-sifat," kata Prabowo.

"Saya ulangi (yang) saya katakan, saya kira yang lakukan itu ingin mengadu domba, ingin menciptakan suasana yang tidak baik. menurut saya itu, ya," sambungnya.

Kendati begitu, diakui Prabowo, respons yang diberikan PCO saat menanggapi teror kepala babi ke kantor Tempo merupakan ucapan yang teledor.

"Tapi bener itu ucapan yang menurut saya teledor, itu, ya keliru itu, saya kira beliau menyesal," kata Prabowo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI