Di Forum GSF Qatar, Mendagri Tito Cerita soal Penanganan Teroris JAD hingga OPM

Kamis, 01 Mei 2025 | 15:17 WIB
Di Forum GSF Qatar, Mendagri Tito Cerita soal Penanganan Teroris JAD hingga OPM
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Muhammad Tito Karnavian saat berpidato dalam forum internasional bertajuk Global Security Forum (GSF) 2025 yang digelar di Doha, Qatar. (Foto: Dok Kemendagri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI), Muhammad Tito Karnavian mengangap pentingnya kolaborasi masyarakat global untuk mencegah adanya gangguan seperti tindak pidana terorisme dan kelompok ekstremis.

Pernyataan itu disampaikan Mendagri Tito dalam forum internasional bertajuk Global Security Forum (GSF) 2025 yang diadakan di Doha, Qatar.

Lewat pidatonya, mantan Kapolri yang juga Ketua BNPT itu juga mengungkapkan soal tantangan Indonesia ketika menghadapi aksi terorisme hingga kelompok bersenjata seperti Organisasi Papua Merdeka alias OPM.

Di depan perwakilan sejumlah negara yang hadir di acara itu, Tito Karnavian awalnya menyinggung soal dampak aktor non-negara (non-state actors) terhadap keamanan global yang dikategorikan menjadi dua kelompok.

“Indonesia memandang non state actors sebagai entitas yang memainkan peran signifikan dalam lanskap keamanan saat ini. Mereka terbagi ke dalam dua kategori: hostile non state actors yang menjadi ancaman terhadap stabilitas, dan friendly non state actors yang dapat menjadi mitra strategis dalam menjaga perdamaian dan keamanan,” beber Mendagri Tito dalam paparannya ditulis pada Kamis (1/5/2025).

Dalam forum GSF, Tito juga menceritakan tantangan Indonesia ketika menghadapi aksi terorisme dan gerakan ekstremis bersenjata. Adapun kelompok terorisme yang pernah mengakar di Indonesia di antaranya seperti Jemaah Islamiyah yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terkait dengan ISIS.

Sementara, kelompok ekstremis bersenjata di Indonesia yang dimaksud Tito seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Selain itu, Tito Karnavian juga menyebut sederet kasus lain seperti penyelundupan narkoba, perdagangan manusia, kejahatan siber, serta eksploitasi ilegal sumber daya alam biasanya turut melibatkan non-aktor negara domestik dan asing.

Mendagri RI Tito Karnavian saat berbincang-bincang dengan Mendagri Qatar Khalifa bin Hamad bin Khalifa Al Thani di acara Global Security Forum 2025 di Qatar. (Foto: Dok Kemendagri)
Mendagri RI Tito Karnavian saat berbincang-bincang dengan Mendagri Qatar Khalifa bin Hamad bin Khalifa Al Thani di acara Global Security Forum 2025 di Qatar. (Foto: Dok Kemendagri)

Menurutnya, jika tidak bisa dicegah, kejahatan transnasional juga bisa berimbas membuat ekonomi negara merosot.

Baca Juga: Janji ke Massa Buruh, Prabowo Siap Miskinkan Koruptor: Enak Aja Udah Nyolong, Asetnya Gue Tarik!

Meski demikian, Tito menyebut friendly non state actors juga bisa turut menciptakan upaya perdamaian di sebuah negara. Tito pun mencontohkan konflik di Aceh yang akhirnya mereda setelah adanya kerja sama sejumlah lembaga internasional yang tergabung dalam Asian Peace and Reconciliation Center.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI