BGN Yakin Program MBG Bakal Ciptakan 90 Ribu Lapangan Pekerjaan, Apa Saja Lowongan yang Dibutuhkan?

Sabtu, 10 Mei 2025 | 14:32 WIB
BGN Yakin Program MBG Bakal Ciptakan 90 Ribu Lapangan Pekerjaan, Apa Saja Lowongan yang Dibutuhkan?
Presiden RI Prabowo Subianto melihat proses belajar mengajar setelah meninjau pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Kedung Jaya 1 Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (10/2/2025). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden

Suara.com - Pemerintah meyakini bahwa Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi program andalan Pemerintahan Prabowo-Gibran berpotensi membuka 90 ribu lapangan pekerjaan baru.

Pernyataan tersebut disampaikan Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Badan Gizi Nasional (BGN) Tigor Pangaribuan. 

"Jadi 90 ribu lapangan pekerjaan bagi sarjana kita yang freshgrad hari ini," kata Tigor di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 10 Mei 2025.

Menurutnya, lapangan pekerjaan tersebut berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dala program MBG.

Tigor menjelaskan bahwa SPPG nantinya akan membuka lowongan untuk merekrut sarjana yang terdiri dari kepala unit, ahli gizi dan akuntan.

Dalam rekrutmen ini, BGN berencana untuk memiliki 30 ribu SPPG di seluruh Indonesia.

"Jadi kepala unit, itu ada 30 ribu nanti otomatis kita rekrut 30 ribu sarjana di Indonesia untuk jadi kepala," ujar Tigor.

Ia juga memastikan rekruitmen akan dilakukan dengan berfokus pada generasi pekerja usia produktif.

"Dia pasti didampingi ahli gizi, harus sarjana juga ya di usia kira-kira 22-30 lah yang kita cari. Jadi satu ahli gizi per satuan pelayanan, berarti 30 ribu ahli gizi nanti,” tambah dia.

Baca Juga: Komitmen Dukung Penuh Pelaksanaan Program MBG, Mendagri Kumpulkan Pemda secara Virtual

Selain itu, Tigor juga menyebut program MBG ini akan mendorong perekonomian di daerah yaitu dengan pemenuhan bahan baku. Sebab, MBG akan menggunakan bahan baku dari hasil pertanian di desa-desa setempat.

"Membuat perputaran ekonomi setiap tempat di mana satuan pelayanan itu ada, yang tadi membuka lapangan pekerjaan, membuka peluang untuk membeli bahan pertanian di desa-desa, kemudian juga membuat para pelaku pertanian itu menjadi semangat,” tutur Tigor.

Dengan begitu, Tigor mengatakan program ini semakin memperluas terbukanya lapangan pekerjaan. Dia juga menilai program MBG ini juga akan mendukung visi presiden terkait langkah menuju Indonesia emas 2045.

"Jadi dengan diberikan makan cukup, gizi cukup mudah-mudahan nanti jumlah tawuran berkurang di 20 tahun dari sekarang, berkurang semua,” ucap Tigor.

"IQ anak-anak kita semakin baik dan mudah-mudahan visi beliau, misi beliau bangsa Indonesia kuat dari sisi energi, pertahanan, pangan dan kecukupan gizi akan tercukupi,” katanya.

Mekanisme Pendanaan

Sebelumnya, Kepala BGN Dadan Hindayana membuka tabir mengenai mekanisme pendanaan 'super jumbo' senilai Rp50 triliun yang sedang digenjot dalam bentuk peraturan presiden (perpres).

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana seusai menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) bareng Komisi IX DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/5/2025). (Suara.com/Lilis Varwati)
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana seusai menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) bareng Komisi IX DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/5/2025). (Suara.com/Lilis Varwati)

Angka tersebut diproyeksikan menjadi amunisi tambahan untuk mempercepat dan memperluas jangkauan program yang dijanjikan akan menyentuh puluhan juta anak Indonesia.

"Kita lagi membuat mekanismenya dulu ya, makanya ada percepatan-percepatan, kalau ada percepatan kan butuh anggaran," ungkap Kepala BGN Dadan Hindayana di Jakarta, Jumat 9 Mei 2025.

Ia juga menegaskan bahwa anggaran untuk program MBG secara prinsip telah dikantongi pemerintah.

Namun, besaran tambahan Rp 50 triliun yang akan "digelontorkan" sangat bergantung pada seberapa cepat akselerasi program MBG akan dilakukan.

"Hanya nanti berapa yang akan kita jaminkan, sangat tergantung dari percepatan itu kapan dilakukan," jelasnya.

Lebih lanjut, ia memberikan indikasi bahwa implementasi program akan dilakukan secara bertahap namun dengan target yang ambisius.

Selain itu, Dadan mengungkapkan motivasi kuat di balik urgensi percepatan program MBG ini.

Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kondisi gizi anak-anak di berbagai daerah.

"Pak Presiden itu setiap kali ke daerah, dia merasa miris karena sebenarnya lebih banyak yang bisa menerima, maka kita membutuhkan percepatan seperti ini," tutur Dadan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI