Duka itu justru menjadi pengingat bahwa ibadah haji bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan batin menuju keikhlasan total kepada Sang Khalik.
Di tengah air mata perpisahan, doa-doa tak henti dipanjatkan, agar seluruh jemaah asal Bengkulu yang masih melanjutkan perjalanan suci ini senantiasa diberi kekuatan, kesehatan, serta perlindungan Ilahi.
Harapan pun terpatri dalam hati, menyelimuti setiap langkah para jemaah haji asal Bengkulu yang tengah menjalani rangkaian ibadah di Tanah Suci.
Dalam balutan doa dan semangat spiritual, mereka diharapkan mampu menuntaskan seluruh rukun dan wajib haji dengan sempurna—dari thawaf hingga wukuf di Arafah, dari mabit di Muzdalifah hingga melempar jumrah di Mina—semuanya dilalui dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan.
Pemerintah daerah dan keluarga di tanah air tak henti-hentinya memanjatkan doa agar mereka senantiasa diberi kesehatan, kekuatan fisik, dan ketenangan jiwa dalam menjalankan setiap tahapan ibadah.
Lebih dari sekadar perjalanan spiritual, ibadah haji ini menjadi titik tolak pembentukan pribadi yang lebih sabar, tawakal, dan bersyukur.
Pemerintah daerah dan keluarga di tanah air tak henti-hentinya memanjatkan doa agar mereka senantiasa diberi kesehatan, kekuatan fisik, dan ketenangan jiwa dalam menjalankan setiap tahapan ibadah.