Suara.com - Wakil Menteri Agama (Wamenag), Romo Muhammad Syafi'i, menyarankan agar calon haji sering minum air zamzam selama menjalankan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci.
Hal ini diyakini bisa membuat calon haj tetap sehat dan bugar selama menjalankan ibadah di tanah suci.
"Pertama, tetaplah minum air zamzam," kata dia dalam kunjungan kerja ke Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat di Padang, Sabtu (17/5/2025).
Agar jemaah haji tidak repot atau berulang kali mengambil air zamzam, ia menyarankan mereka menyiapkan stok air zamzam menggunakan jeriken ukuran lima hingga 10 liter.
"Setiap kali bapak dan ibu mau minum, maka minumlah air zamzam. Insyaallah menyehatkan," ujar Romo.
Romo bercerita saat dirinya berada di Tanah Suci rutin mengonsumsi air zamzam. Berbagai penyakit yang diderita, seperti asam urat, kolesterol, encok, dan darah tinggi tidak pernah kumat ketika mengonsumsi air zamzam.
"Saya punya penyakit itu semua dan alhamdulillah tidak pernah kumat kalau di Tanah Suci dengan syarat meminum air zamzam," kata dia.
Selain itu ia juga menyarankan agar jemaah tidak takut untuk mengonsumsi semua jenis makanan di Arab Saudi, sedangkan apabila kondisi badan fit disarankan melakukan ibadah sunah.
Apabila kondisi kesehatan tidak prima, ia mengimbau mereka lebih baik meniadakan ibadah sunah sebab pada 9, 10, 11, 12, dan 13 Zulhijah merupakan waktu dan rangkaian yang menentukan seseorang haji atau tidak.
Baca Juga: Alami Gangguan Pernapasan, Calon Haji Asal Maros Selamet Meninggal Dunia di Madinah
Khusus calon haji yang mengidap penyakit tertentu dan rutin mengonsumsi obat, katanya, sebelum berangkat sudah harus mengatur pembagian butir obat yang akan diminum setiap hari dengan tujuan tidak kerepotan memilah obat setiba di Tanah Suci.
"Kiat lainnya jangan sering-sering menelefon ke rumah. Apapun yang ditinggalkan di Tanah Air, serahkan kepada Allah SWT. Tugas kita fokus menjalankan ibadah haji," ucap dia.
Minta Laporkan Petugas
Sebelumnya Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi'i meminta jemaah calon haji tidak ragu untuk melaporkan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) apabila tidak mau membantu atau melayani mereka dengan baik selama rangkaian ibadah haji.
"Nanti kalau bapak dan ibu meminta tolong dan dia tidak mau menolong, catat namanya dan laporkan pada pengawas haji," kata dia dalam kunjungan kerja ke Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat di Padang, Sabtu.

Dia mengatakan hal itu mengingat musim haji 1445 Hijriah Kementerian Agama memulangkan sejumlah PPIH ke tanah air meskipun musim haji masih berlangsung. Langkah tegas ini dilakukan karena terdapat petugas yang tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya.
Padahal, kata dia, sebelum PPIH berangkat ke Tanah Suci telah diberikan pelatihan dan pemahaman tentang tugas yang akan dijalankan selama musim haji.
Dia mengatakan apabila kejadian pada musim haji 1445 Hijriah terulang tahun ini maka hal tersebut tidak bisa ditoleransi.
Oleh sebab itu, ia meminta jamaah calon haji tidak ragu melapor apabila menemui PPIH tidak mau membantu melayani jamaah.
"Kalau ada PPIH yang tidak mau membantu jamaah haji akan kita pulangkan ke tanah air meskipun musim haji masih berlangsung," ujarnya.
Pada musim haji 1446 Hijriah, Indonesia mengirim 4.420 petugas haji ke Arab Saudi. Indonesia awalnya menerima alokasi kuota petugas haji satu persen dari total kuota jamaah calon haji (221.000 orang), yakni 2.210 orang.
Namun, berkat lobi dilakukan Menteri Agama Nasaruddin Umar dengan otoritas terkait, Indonesia mendapat kuota petugas tambahan sehingga menjadi 4.420 orang.
Tambahan petugas ini penting sebab petugas haji akan memberikan layanan dan membantu jamaah selama menjalankan Rukun Islam kelima tersebut. Hal itu akan membantu petugas Arab Saudi dalam menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji. (Antara)