Jejak Kekaguman yang Sirna: Alasan Connie Rahakundini Pernah Cinta Mati Pada Jokowi

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 16:00 WIB
Jejak Kekaguman yang Sirna: Alasan Connie Rahakundini Pernah Cinta Mati Pada Jokowi
Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie. (suara.com/Nikolaus Tolen)

Suara.com - Jauh sebelum menjadi salah satu kritikus vokal, ada masa ketika akademisi dan pakar strategi militer, Prof. Connie Rahakundini Bakrie, menaruh kekaguman mendalam pada sosok Joko Widodo.

Bukan sekadar dukungan politik biasa, melainkan sebuah keyakinan yang ia sebut sebagai "cinta mati," lahir dari sebuah gagasan besar yang dianggapnya mampu membangkitkan kembali ruh kebangsaan.

Dalam sebuah perbincangan santai dengan pakar komunikasi Hendri Satrio, Connie membuka kembali memori tentang euforia di awal kemunculan Jokowi di panggung nasional.

Baginya, Jokowi saat itu adalah anomali yang menjanjikan.

“Sebenarnya momentum Jokowi jadi presiden itu kenapa aku dukung awalnya, karena menurut gue ‘ini presiden keren banget loh’,” aku Connie, dikutip dari YouTube Hendri Satrio, Sabtu (23/8/25).

Kekaguman itu tidak lahir dari ruang hampa. Sumber utamanya adalah sebuah visi geopolitik yang telah lama hilang dari narasi kepemimpinan nasional sejak era Soekarno: gagasan tentang Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Visi inilah yang menjadi magnet terkuat yang menarik Connie ke dalam barisan pendukungnya.

“Dia (Jokowi) mikirin negara ini poros maritim dunia,” ucapnya.

Bagi seorang pakar pertahanan maritim, gagasan tersebut lebih dari sekadar slogan kampanye; itu adalah sebuah kebangkitan ideologis.

Baca Juga: Prabowo Beri Hormat kepada Guru Sekolah Rakyat, 'Saya Bangga dengan Kalian Semua!'

Connie melihat ada kesinambungan gagasan antara Jokowi dengan sang proklamator, Bung Karno, yang membuatnya menaruh harapan begitu tinggi.

“Bung Karno mikir kita poros dirgantara, poros maritim, tapi habis Bung Karno kan enggak ada, datanglah Jokowi. Makanya gue 2013 itu cinta mati,” aku Connie.

Kekaguman pada gagasan besar itu diperkuat oleh kesan personal.

Connie mengenang Jokowi sebagai figur yang rendah hati dan sopan, sebuah karakter yang membuatnya semakin yakin pada pilihannya.

“Jadi gue dulu itu kagum banget sama orang ini (Jokowi) kan. Dulu sopan banget kan saat Ngomong pertama kali itu ‘Bu Koni sudah betul saya ngomongnya’, karena orangnya kan rendah hati,” urainya.

Namun, narasi kekaguman itu kini telah sampai pada babak akhirnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?