Tepis Tak Gandeng BPOM, Kepala BGN: Kami Sudah MoU di Program MBG

Rabu, 21 Mei 2025 | 17:42 WIB
Tepis Tak Gandeng BPOM, Kepala BGN: Kami Sudah MoU di Program MBG
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana membantah jika Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tak dilibatkan oleh pihaknya dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Bantahan itu disampaikan oleh Dadan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR RI dan Kepala BPOM di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/5/2025). (Tangkapan layar/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana membantah jika Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tak dilibatkan oleh pihaknya dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Hal itu disampaiknya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR RI dan Kepala BPOM di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Dadan Hindayana mengatakan, jika BGN dan BPOM sudah buat kesepakatan lewat MoU. 

"Kami sudah melakukan MoU dan artinya the door is open untuk keterlibatan BPOM di dalam program MBG," kata Dadan.

Dadan mengatakan, keterlibatan BPOM juga sudah terjadi, mana kala memberikan pelatihan terhadap Satu Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait MBG

"Di dalam program pelatihan penjamah makanan yang rutin kami lakukan kami juga pasti melibatkan personil dari BPOM," beber Dadan Hindayana. 

Lebih lanjut, Dadan mengaku BPOM juga sering mengunjungi SPPG di 31 provinsi. 

Sejumlah penggerak SPPG bertugas membuat Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG Tridadi, Sleman, Kamis (8/5/2025). [Hiskia/Suarajogja]
ILUSTRASI-- Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG Tridadi, Sleman, Kamis (8/5/2025). [Hiskia/Suarajogja]

"Tapi saya yakin intesitasnya harus ditingkatkan dan pasti untuk setiap.kali kunjungan tersebut butuh dukungan anggaran terkait dengan kegiatan tersebut," pungkasnya. 

BPOM tak Dilibatkan di Program MBG

Baca Juga: Sebut Prabowo Tak Bisa Dikerjai Menteri, Habiburokhman: Beliau Punya Indera Keenam

Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengungkapkan, jika pihaknya tak dilibatkan dalam berapa hal untuk produksi program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Padahal, kata dia, sebelumnya BPOM dan Badan Gizi Nasional (BGN) sudah mempunyai kesepakatan untuk menjalankan dan mengawasi MBG. 

Hal itu diungkapkan Taruna dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025). 

"Sesuai dengan MOU BPOM dan BGN, itu kita mempunyai kesepakatan untuk menjalankan 13 program untuk menjalankan dan mengawasi MBG," kata Taruna. 

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengatakan Indonesia bisa mendapatkan akses vaksin tuberkulosis baru yang dikembangkan oleh Gates Foundation, milik CEO Microsoft Bill Gates, Kamis (15/5/2025). (ANTARA/Mecca Yumna)
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengatakan Indonesia bisa mendapatkan akses vaksin tuberkulosis baru yang dikembangkan oleh Gates Foundation, milik CEO Microsoft Bill Gates, Kamis (15/5/2025). (ANTARA/Mecca Yumna)

"Namun kenyataannya, kami dari BPOM, dari 13 yang harus kami lakukan, sebetulnya ada beberapa kendala, contohnya tentang pelibatan kami. Itu kami tidak dilibatkan dalam hal-hal yang komitmen awalnya itu seharusnya BPOM dilibatkan," sambungnya. 

Taruna lantas mencontohkan hal yang BPOM tak dilibatkan dalam MBG. 

"Contoh paling konkret untuk penyiapan. Kita punya tenaga, kita punya personel, kita punya keahlian untuk produksi pangan itu. Selama ini dapur-dapur yang dilakukan untuk pelaksanaan MBG ini kita tidak (dilibatkan) dalam ini sudah layak atau tidak dapurnya, sudah sesuai standar atau tidak, kami tidak dilibatkan dalam hal itu," ujarnya. 

Ia mengaku BPOM tak punya kewenangan dalam menjalankan MBG, namun jika dilibatkan pasti akan turun tangan. 

"Jadi bukan kami tidak mau bekerja untuk itu, tapi kami tidak dilibatkan dalam hal itu. Apa yang kami dilibatkan? Dilibatkan dalam pemberian modul-modul untuk pelatihan. Tetapi dalam hal yang sangat prinsip, menurut saya itu dapurnya itu kan harus dilibatkan seharusnya," ungkapnya. 

Kemudian ia menyinggung juga seharusnya BPOM dilibatkan dalam  hal bahan-bahan atau raw material makanan yang akan dibagikan, namun kenyataannya tidak demikian. 

"Sementara dalam program yang kami sudah usulkan ke Bappenas dan ke BGN ada 13 program yang seharusnya kami dilibatkan. Tapi kami tidak dilibatkan untuk itu," katanya. 

Lebih lanjut, ia mengaku, BPOM baru dilibatkan oleh BGN ketika terjadi kejadian luar biasa. 

"Maksudnya kami menjelaskan dengan transparan apa adanya supaya menggugah BGN supaya melibatkan kami. Karena tidak mungkin kami sekonyong-konyong menugaskan kami punya tim sementara tim kami tidak dibukakan pintu untuk itu," katanya. 

Terakhir Taruna, mengatakan, jika BPOM sebenarnya bisa saja menggunakan kewenangannya dalam urusan MBG, hanya saja penanggungjawab utama urusan hal itu adalah milik BGN. 

"Kami menghormati soal itu. Bukan soal berani atau takut. Keberanian kami adalah menjelaskan kepada BGN, ini dibutuhkan BPOM, bukan kami meminta tanggung jawab, tapi kami ingin melindungi anak-anak kita yang mendapatkan program MBG," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI