Pemerintah Klaim Siapkan Dana Full MBG, Jubir Prabowo: Jika Ada Bantuan Negara Lain Alhamdulillah

Senin, 26 Mei 2025 | 17:34 WIB
Pemerintah Klaim Siapkan Dana Full MBG, Jubir Prabowo: Jika Ada Bantuan Negara Lain Alhamdulillah
Pemerintah Klaim Siapkan Dana Full MBG, Jubir Prabowo: Kalau Ada Bantuan Negara Lain Alhamdulillah. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istana mengeklaim bahwa anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah disediakan oleh pemerintah. Kendati demikian, pemerintah Indonesia tidak menolak bila ada negara lain ikut memberikan bantuan untuk program andalan Presiden Prabowo Subianto itu.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi menyampaikan hal tersebut saat ditanya ihwal apa saja realisasi komitmen dari negara-negara yang selama ini menyatakan mendukung MBG di Indonesia.

"Untuk MBG, pemerintah akan bersandar pada kekuatan sendiri, pemerintah sudah menyediakan dana full untuk target MBG tahun ini. Kalau ada bantuan dari negara lain, Alhamdulillah. Kalau tidak ada bantuan, pemerintah akan jalan terus karena dananya sudah, sudah memadai dan sudah ada," tutur Hasan di kantor PCO di Gedung Kwarnas, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi buka suara ihwal video viral menunjukkan pemasangan eskalator di struktur Candi Borobudur. (Suara.com/Novian Ardiansyah)
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi buka suara ihwal video viral menunjukkan pemasangan eskalator di struktur Candi Borobudur. (Suara.com/Novian Ardiansyah)

Hasan mengatakan sejauh ini banyak negara yang mengapresiasi Indonesia lantaran bisa melaksanakan program MBG dalam waktu yang cepat dan jumlah penerima manfaat yang cukup masif.

Hasan Nasbi berujar sejumlah negara serta tokoh tertentu menyampaikan akan memberikan bantuan untuk program MBG, semisal Tiongkok dan Bill Gates. 

"Ini tentu membuat kekaguman dari banyak negara. Beberapa negara sempat menyampaikan akan memberikan bantuan seperti Tiongkok waktu itu. Ada juga dari Bill Gates yang ingin memberikan pendampingan untuk suplemen, untuk makanan tambahan, tapi itu kan sifatnya bonus," kata Hasan Nasbi. 

"Seandainya mereka ingin membantu, kita akan terima dengan tangan terbuka. Seandainya pun tidak, kita akan tetap berjalan dengan kekuatan kita sendiri," sambungnya.

Menurut Hasan, sejumlah komitmen dari pihak luar terhadap program MBG tentu akan ditindaklanjuti realisasinya melalui Badan Gizi Nasional (BGN.

"Nanti komitmen-komitmen bantuan ini tentu akan di-follow up oleh kementerian dan lembaga terkait, terutama Badan Gizi Nasional. Sampai di mana follow up-nya? Mungkin saya harus cari tahu dulu ke Badan Gizi Nasional," kata Hasan Nasbi. 

Baca Juga: Klaim Siswa Penerima MBG Bisa Tumbuh Tinggi 180 cm, Kepala BGN: Sudah Terbukti 2 Anak Saya di Rumah

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana sebelumnya membuka tabir mengenai mekanisme pendanaan "super jumbo" senilai Rp 50 triliun yang tengah digenjot dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres).

Angka fantastis ini diproyeksikan menjadi amunisi tambahan untuk mempercepat dan memperluas jangkauan program yang dijanjikan akan menyentuh puluhan juta anak Indonesia.

"Kita lagi membuat mekanismenya dulu ya, makanya ada percepatan-percepatan, kalau ada percepatan kan butuh anggaran," ungkap Kepala BGN Dadan Hindayana usai mengikuti pembahasan rancangan Perpres tentang Tata Kelola MBG di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan di Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Dadan menegaskan bahwa anggaran untuk program MBG secara prinsip telah "dikantongi" oleh pemerintah.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. (Suara.com/Bagaskara)
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. (Suara.com/Bagaskara)

Namun, besaran tambahan Rp 50 triliun yang akan "digelontorkan" sangat bergantung pada seberapa cepat akselerasi program MBG akan dilakukan.

"Hanya nanti berapa yang akan kita jaminkan, sangat tergantung dari percepatan itu kapan dilakukan," jelasnya.

Dia memberikan indikasi bahwa implementasi program akan dilakukan secara bertahap namun dengan target yang ambisius.

Lebih lanjut, Dadan mengungkapkan motivasi kuat di balik urgensi percepatan program MBG ini.

Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kondisi gizi anak-anak di berbagai daerah.

"Pak Presiden itu setiap kali ke daerah, dia merasa miris karena sebenarnya lebih banyak yang bisa menerima, maka kita membutuhkan percepatan seperti ini," tutur Dadan.

Dadan juga menggambarkan betapa besar komitmen presiden terpilih untuk memastikan program ini dapat menjangkau lebih banyak anak yang membutuhkan.

Senada dengan Dadan, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan bahwa pemerintah terus "menggodok" Perpres atau bahkan Instruksi Presiden (Inpres) untuk mempercepat capaian target program MBG yang ambisius, yakni menjangkau 82,9 juta orang penerima manfaat.

Angka ini mencerminkan skala besar dan kompleksitas implementasi program yang membutuhkan koordinasi lintas sektoral yang solid.

Menko Zulkifli Hasan turut menjelaskan bahwa Perpres atau Inpres yang tengah disusun akan menjadi "blueprint" raksasa yang mengatur berbagai aspek krusial dari program MBG.

"Ini harus dirumuskan peran itu karena ini program utama, harus ada urgensi bahwa ini sangat mendesak dan penting. Nah, nanti akan dirumuskan dalam perpres atau inpres," ujarnya.

Dia menekankan betapa pentingnya landasan hukum yang kuat untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan program.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Mikael Jasin, World Barista Champion 2024. (dok. Omakafe)
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Mikael Jasin, World Barista Champion 2024. (dok. Omakafe)

Adapun poin-poin strategis yang akan tertuang dalam regulasi tersebut meliputi strategi implementasi, jumlah sekolah yang akan terlibat, tata kelola program yang transparan dan akuntabel, pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di tingkat bawah, hingga pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dari tiap-tiap kementerian dan lembaga terkait.

Keterlibatan aktif dari berbagai pihak ini dipandang krusial mengingat skala penerima manfaat yang mencapai puluhan juta orang.

Menko Pangan juga menekankan bahwa untuk mengurus 82,9 juta orang penerima manfaat MBG, dibutuhkan keterlibatan aktif dan sinergis dari berbagai pihak.

Mulai dari kementerian/lembaga di tingkat pusat, pemerintah daerah di berbagai tingkatan, hingga berbagai stakeholders terkait seperti organisasi masyarakat sipil, ahli gizi, dan pelaku usaha di bidang pangan.

Kolaborasi yang solid dan terkoordinasi menjadi syarat mutlak untuk memastikan program ini berjalan efektif, tepat sasaran, dan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas gizi anak-anak Indonesia.

Dengan anggaran tambahan yang fantastis dan payung hukum yang tengah disiapkan secara matang, program Makan Bergizi Gratis ala Prabowo ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan janji kampanye dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sejak dini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI