Suara.com - Gelombang kemarahan publik atas praktik pertambangan nikel makin menguat seiring eksploitasi yang dilakukan di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.
Kritik keras datang dari berbagai kalangan, mulai aktivis lingkungan, selebritas, hingga mantan pejabat negara.
Semua bersuara lantang menyerukan penghentian perusakan alam salah satu kawasan paling indah dan penting di Indonesia.
Adalah organisasi lingkungan Greenpeace Indonesia yang mengungkap kekhawatiran atas dampak hilirisasi nikel terhadap ekosistem di Raja Ampat.
Dalam unggahannya, Greenpeace menggambarkan Raja Ampat sebagai 'The Last Paradise' yang kini terancam rusak karena kepentingan sesaat dan dorongan oligarki.
"Hilirisasi nikel, yang digadang-gadang sebagai jalan menuju energi bersih, telah meninggalkan jejak kehancuran di berbagai tempat, dari Sulawesi hingga Maluku," tulis mereka.
Tak hanya itu, Greenpeace Indonesia juga menyebut keterlibatan PT Antam melalui anak usahanya, PT GAG Nikel, dalam pertambangan di Pulau Gag, Raja Ampat.
Mereka mendesak pemerintah segera bertindak sebelum kerusakan alam semakin meluas.
Keresahan itu kian meluas. Bahkan, sejumlah publik figur menyuarakannya dengan lantang di media sosial (medsos).
Baca Juga: Terungkap! Ini Daftar 5 Perusahaan Pemegang Izin Tambang di Raja Ampat
Influencer Denny Sumargo, misalnya langsung meminta kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan tambang di Raja Ampat.
"Saya memohon dengan sangat kepada pak Prabowo, mewakilkan diri saya dan aspirasi masyarakat Papua. Tolong ditinjau kembali kebijakan untuk pengolahan nikel di Papua. Tolong sekali, pak,” tulis Denny.
"Tanah Papua bukan ladang untuk eksploitasi, tapi tanah kehidupan."
![Ilustrasi ekplositasi alam untuk penambangan nikel di Raja Ampat. [Tangkapan layar akun IG Greenpeaceid]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/06/69106-ilustrasi-ekplositasi-alam-untuk-penambangan-nikel-di-raja-ampat.jpg)
Senada dengan Denny, Komedian Ernest Prakasa dan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga menunjukkan ketidaksepakatannya dengan eksploitasi alam yang dilakukan perusahaan pelat merah di Kawasan Timur Indonesia.
"Terus karena perusahaan milik negara, boleh merusak laut milik negara?” tulis Susi di akun X.
Bahkan, penyanyi Sherina Munaf juga ikut mengecam pembiaran atas eksploitasi nikel di Raja Ampat.