Perketat Pengawasan Lurah hingga Kepala Dinas, DPRD DKI Mau Bikin KPI

Senin, 09 Juni 2025 | 12:18 WIB
Perketat Pengawasan Lurah hingga Kepala Dinas, DPRD DKI Mau Bikin KPI
Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin. [foto dok. PKS]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta berencana memperketat pengawasan terhadap para pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Salah satu cara yang disiapkan adalah dengan menyusun sistem Key Performance Indicator (KPI) atau indikator kinerja utama.

Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin, mengatakan KPI ini akan diterapkan kepada pejabat strategis di tingkat provinsi hingga kelurahan.

Mereka yang akan dipantau kinerjanya lewat KPI antara lain kepala dinas, kepala badan, wali kota, camat, dan lurah.

"Kenapa harus KPI? Karena secara hukum kita punya fungsi pengawasan," ujar Khoirudin dalam keterangannya, Senin (9/6/2025).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai, selama ini fungsi pengawasan DPRD terhadap eksekutif belum maksimal.

Menurutnya, rapat kerja yang digelar selama ini hanya menitikberatkan pada serapan anggaran tanpa menyentuh dampak nyata dari program yang dijalankan.

"Itu tidak menyentuh kepada dampak outcome kepada masyarakat. Sayang anggaran besar tapi pengawasan kita rendah," tuturnya.

Lebih lanjut, Khoirudin menekankan bahwa indikator yang akan disusun ini bertujuan untuk menilai sejauh mana pejabat daerah mampu menjalankan program yang berdampak langsung bagi warga.

Baca Juga: Duel Berdarah Picu Kerusuhan di Lampung Tengah, Rumah Lurah Dibakar Massa

Dengan demikian, diharapkannya KPI ini bisa mendorong pejabat Pemprov DKI untuk bekerja lebih baik.

"Kita buat indikatornya. KPI-nya. Indikator yang kita sepakati bersama untuk menjadi standar penilaian berhasil atau tidak," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menegaskan bahwa 100 hari pertama kepemimpinannya bersama Gubernur Pramono Anung bukan tentang proyek-proyek megah, melainkan membangun fondasi yang kuat bagi Jakarta lima tahun ke depan.

Menurut Rano, langkah awal yang mereka ambil memang tidak menampilkan perubahan fisik kota secara mencolok. Tidak ada pelebaran jalan, pembangunan gedung baru, atau proyek-proyek monumental lainnya.

Sebaliknya, mereka memilih untuk menyentuh akar persoalan sosial yang dirasakan langsung oleh warga.

"Kita memang tidak mengubah visi besar. Kita tidak merubah Jakarta, lebar jalannya atau gedung dan sebagainya, tidak. Tapi lebih kepada Pak Gubernur sering bicara soal disparitas. Di Jakarta ini jurang antara kaya dan miskin terlalu jomplang," kata Rano saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Senin (2/6/2025).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI