Suara.com - Perbincangan publik soal hadiah jam tangan mewah Rolex dari Presiden Prabowo Subianto kepada para pemain Timnas Indonesia pasca kemenangan atas China di Kualifikasi Piala Dunia 2026, memantik reaksi tajam dari mantan atlet wushu nasional, Lindswell Kwok.
Lewat media sosialnya, Lindswell menyampaikan kritik tajam terhadap ketimpangan perlakuan pemerintah terhadap atlet dari cabang olahraga (cabor) yang kurang populer, namun tak kalah berprestasi.
Dalam unggahannya yang viral, Lindswell mengajak masyarakat untuk melihat lebih dalam realitas dunia olahraga Indonesia dari perspektif cabor-cabor “sunyi” yang minim sorotan namun membawa pulang prestasi.
"Oke mari kita bahas kelamnya dunia olahraga dari mata cabor lain yang minim perhatian tapi prestasi maksimal. Kesenjangan atlet. Tentu bangga dengan prestasi sejawat. Tapi sudah adil belum pemerintah dalam memfasilitasi atlet-atletnya?" tulis Lindswell seperti Suara.com rangkum pada Selasa (10/6/2025).
Ia menekankan bahwa kritik ini bukan ditujukan kepada para atlet sepak bola, melainkan kepada sistem dan peran pemerintah yang dinilainya tidak adil dalam mengalokasikan perhatian dan anggaran kepada seluruh cabang olahraga.

"Yang dikritik di sini bukannya sang atlet. Tapi peran pemerintah dalam hal fasilitas atlet," tambahnya.
Lindswell pun menyinggung kasus pemulangan mendadak para atlet wushu junior yang sedang menjalani Pelatnas (pemusatan latihan nasional) untuk persiapan Youth Olympic Games 2026.
Menurutnya, para atlet muda ini dikumpulkan oleh Kemenpora, telah berlatih intensif selama 8 bulan, meninggalkan sekolah dan rumah mereka, namun akhirnya dipulangkan secara mendadak hanya melalui panggilan Zoom.
"Tapi lantas apa boleh dipulangkan via Zoom di minggu yang sama dengan alasan efisiensi?" kritiknya pedas.
Baca Juga: Gonjang-ganjing Kabinet Prabowo, Erick Thohir dan Bahlil Diprediksi jadi Sasaran Empuk Reshuffle
"Sekali lagi yah. Mereka dipanggil, mereka dikumpulkan, mereka juga dipulangkan secara tidak layak. Ini baru satu contoh. Ini bukan perkara efisiensi tahun ini aja. Ini sudah tradisi."
Sorotan ini terasa kontras dengan gesture apresiasi yang diterima oleh Timnas sepak bola. Dalam unggahan Instagram Story pemain Justin Hubner, terungkap bahwa Prabowo Subianto memberikan jam tangan mewah merek Rolex seri GMT-Master II, yang diketahui bernilai ratusan juta rupiah sebagai bentuk penghargaan atas kemenangan tim nasional.
Lindswell mempertanyakan prioritas pemerintah dalam mengapresiasi cabang olahraga yang populer dan memiliki banyak penggemar, sementara cabor lain yang tidak kalah berkontribusi, justru harus berjuang sendiri dengan fasilitas yang terbatas.
"Bukan karena sejawat kita dapat apresiasi lalu kita kepanasan. Bukan. Tapi lihat dulu siapa yang kasih, Presiden di masa efisiensi di mana cabor lain dicuekin," tegasnya.
Ia bahkan mengajak publik untuk mengecek sendiri anggaran tiap cabor yang dirilis pemerintah tahun ini.
"Sebelumnya boleh cek sendiri anggaran untuk masing-masing cabor di tahun ini. Bola mendekati 200 M. Cabor lain? 10–30 M. Jauh nggak? Merata tidak? Correct me if I'm wrong," kata dia.
Sebagai mantan atlet yang telah membawa nama Indonesia di kancah internasional, Lindswell merasa bertanggung jawab untuk menyuarakan ketidakadilan ini.
Ia menutup pesannya dengan harapan agar kritik ini tidak dijadikan bahan perdebatan antar rakyat, melainkan menjadi refleksi bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem olahraga nasional.
"Ini kritik untuk pemerintah. Bukan ajang untuk berdebat sesama rakyat. Yang kita harapkan adalah kemajuan di segala sektor, segala bidang. Dan ini bidang andalan aku: olahraga. Sudah kewajiban aku sebagai orang yang berkecimpung di dunia olahraga untuk speak up," tambah dia.
Dengan pernyataan ini, Lindswell telah membuka tabir ketimpangan yang mungkin selama ini luput dari perhatian publik. Apresiasi dan efisiensi semestinya berjalan beriringan, namun keadilan dalam perlakuan terhadap seluruh atlet tanah air tak boleh dilupakan.