Arab Saudi Berduka untuk Iran, Putra Mahkota Prihatin Serangan Israel Rusak Dialog Damai

Andi Ahmad S Suara.Com
Minggu, 15 Juni 2025 | 13:59 WIB
Arab Saudi Berduka untuk Iran, Putra Mahkota Prihatin Serangan Israel Rusak Dialog Damai
DPR RI, Sukamta, mengecam keras eskalasi militer terbaru yang dilakukan Israel dengan menyerang instalasi nuklir Iran, serta sejumlah target di wilayah negara-negara lain. (Ist)

Suara.com - Serangan Israel ke Iran saat ini menjadi sorotan dunia, pasalnya peristiwa itu tentu akan menghambat upaya untuk meredakan ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Hal itu diungkapkan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Dia mengaku berduka atas serangan yang dilancarkan Israel ke Iran.

Mohammed bin Salman menyampaikan hal itu dalam percakapan telepon dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, di mana ia juga menyampaikan belasungkawa atas para korban serangan Israel, demikian dilaporkan kantor berita resmi Saudi, SPA.

Pangeran Mohammed menegaskan bahwa serangan itu telah mengganggu dialog yang tengah berlangsung untuk menyelesaikan krisis dan menghambat pencapaian solusi diplomatik.

Dia menegaskan bahwa Arab Saudi menolak penggunaan kekerasan sebagai cara menyelesaikan konflik, dan menegaskan pentingnya menjadikan dialog sebagai dasar dalam menyelesaikan perbedaan.

Menurut SPA, Presiden Iran menyampaikan rasa terima kasih atas simpati dan dukungan moral dari Putra Mahkota, serta memuji sikap Saudi yang secara tegas menolak dan mengecam agresi Israel.

Sebelumnya, Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, juga menghubungi Presiden Iran.

Emir Qatar menjadi pemimpin Arab pertama yang secara langsung menyampaikan dukungan kepada kepemimpinan Iran dan mengecam keras serangan Israel.

Pada Jumat dinihari (13/6), tentara Israel (IDF) melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Iran. Angkatan Udara Israel menghantam sejumlah target militer dan fasilitas program nuklir.

Baca Juga: Selain Donatur Dilarang Ngatur, Arab Saudi dan Qatar Ternyata Sponsor Piala Dunia 2026

Otoritas Israel menyatakan bahwa operasi itu bertujuan untuk mencegah ancaman terhadap eksistensi negara zionis tersebut.

Menurut militer dan intelijen Israel, Iran sudah semakin mendekati “titik tanpa kembali” dalam mengembangkan senjata nuklir dalam waktu dekat.

Media Iran melaporkan bahwa sejumlah pejabat militer senior dan ilmuwan nuklir tewas dalam serangan itu. Serangan juga ditujukan ke fasilitas nuklir di Natanz, Fordow, dan Isfahan, serta basis militer Iran di wilayah barat laut negara itu.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut serangan tersebut sebagai kejahatan dan memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “nasib pahit dan mengerikan.”

Sebagai respons, Republik Islam Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati 3 (Operation True Promise 3).

Media Israel melaporkan bahwa puluhan orang telah menjadi korban dalam serangan operasi Iran tersebut.

Pemerintah Israel dikabarkan memutuskan untuk memperluas operasi militer terhadap program nuklir Iran. Sementara itu, Teheran secara resmi telah memberi tahu Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris bahwa pihaknya akan melakukan serangan balasan yang lebih besar ke wilayah Israel.

Rusia telah mengecam serangan militer Israel, dan menyebutnya sebagai tindakan yang sama sekali tidak dapat diterima. [Antara].

Timur Tengah Membara, AFC Batalkan Arab Saudi dan Qatar Jadi Tuan Rumah? [Tangkap layar X]
Timur Tengah Membara, AFC Batalkan Arab Saudi dan Qatar Jadi Tuan Rumah? [Tangkap layar X]

Sekilas Tentang Israel

Israel adalah negara di Asia Barat yang dikelilingi oleh Laut Tengah, Lebanon, Suriah, Palestina, Yordania, Mesir. Dengan populasi sebesar 7,5 juta jiwa, Israel merupakan satu-satunya negara Yahudi di dunia.

Selain itu, terdapat pula beberapa kelompok etnis minoritas lainnya, meliputi etnis Arab yang berkewarganegaraan Israel, beserta kelompok-kelompok keagamaan lainnya seperti Muslim, Kristen, Druze, Samaria dan lain-lain.

Pendirian negara modern Israel berakar dari konsep Tanah Israel (Eretz Yisrael), sebuah konsep sentral agama Yudaisme sejak zaman kuno, yang juga merupakan pusat wilayah Kerajaan Yehuda kuno.

Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa (LBB) menyetujui Mandat Palestina dijadikan sebagai "negeri orang Yahudi". Pada tahun 1947, PBB menyetujui Pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Yahudi dan satu negara Arab.
Pada 14 Mei 1948, Israel memproklamasikan kemerdekaannya dan ini segera diikuti oleh peperangan dengan negara-negara Arab di sekitarnya yang menolak rencana pembagian ini.

Israel kemudian memenangkan perang ini dan mengukuhkan kemerdekaannya. Akibat perang ini pula, Israel berhasil memperluas batas wilayah negaranya hingga melebihi batas wilayah yang ditentukan oleh Rencana Pembagian Palestina.
Sejak saat itu, Israel terus menerus berseteru dengan negara-negara Arab tetangga, menyebabkan peperangan dan kekerasan yang berlanjut sampai saat ini.

Sejak awal pembentukan Negara Israel, batas negara Israel beserta hak Israel untuk berdiri telah dipertentangkan oleh banyak pihak, terutama oleh negara Arab dan para pengungsi Palestina.

Israel telah menandatangani perjanjian damai dengan Mesir dan Yordania, namun usaha perdamaian antara Palestina dan Israel sampai saat ini belum berhasil.

Israel merupakan negara demokrasi dengan sistem pemerintahan parlementer dan hak pilih universal.

Perdana Menteri Israel menjabat sebagai kepala pemerintahan dan Knesset bertugas sebagai badan legislatif Israel. Dalam hal produk domestik bruto, ekonomi negara ini menduduki peringkat ke-28 di dunia.

Israel memiliki peringkat Indeks Pembangunan Manusia, kebebasan pers dan daya saing ekonomi yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara Arab di sekitarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI