Demokrasi Omon-Omon? Momen Paspampres Piting Leher Mahasiswa PMII Pengkritik Gibran di Blitar Viral

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 19 Juni 2025 | 11:08 WIB
Demokrasi Omon-Omon? Momen Paspampres Piting Leher Mahasiswa PMII Pengkritik Gibran di Blitar Viral
Momen 3 mahasiswa PMII di Blitar diringkus Paspampres saat kunjungan Wapres Gibran. (bidik layar video)

Suara.com - Suasana kunjungan Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, di Blitar, Jawa Timur, diwarnai ketegangan saat tiga mahasiswa mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Insiden tersebut dengan cepat menjadi sorotan nasional setelah video penangkapan mereka tersebar luas di media sosial, memicu perdebatan sengit tentang ruang demokrasi dan kebebasan berpendapat di era pemerintahan baru.

Para mahasiswa tersebut, yang diketahui merupakan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), diringkus saat mencoba menyuarakan aspirasi mereka melalui sejumlah poster.

Pesan-pesan yang mereka bawa bernada kritis, seperti 'Dinasti tiada henti', 'omon-omon 19 juta lapangan kerja', 'Semangat terus bikin bualan mas Wapres Gibran', dan 'konstitusi?!!'.

Momen dramatis ini terekam dan diunggah oleh akun @/bangherwin di platform X (sebelumnya Twitter) pada Selasa, 18 Juni 2025, dan langsung menyulut reaksi publik. Dalam video tersebut, terlihat jelas bagaimana anggota Paspampres mengamankan para mahasiswa dengan cara yang dinilai represif.

"Apakah ini yg dinamakan Demokrasi pak Prabowo? Saya kira wajar saja ketika rakyat menagih janji kepada Gibran yang bilang '19 juta lapangan pekerjaan'," tulis akun tersebut, mengawali badai komentar dari warganet.

Tindakan Paspampres, terutama saat seorang anggota terlihat mengalungkan tangannya ke leher salah satu mahasiswa untuk menahannya, menjadi pusat kecaman.

Adegan lain menunjukkan seorang mahasiswa yang berusaha menghindar namun kembali dikejar dan diamankan, semakin memanaskan suasana digital.

"Ini harus di up, pemerintah melakukan kekerasan, otoriter. Lagian spanduk tulisan tangan doang, ya Allah," komentar seorang warganet dengan nada prihatin.

Baca Juga: Bola Panas Pemakzulan Gibran, Ujian Loyalitas Prabowo atau Sekadar Politik Sandera?

Kritik yang lebih tajam pun bermunculan, menghubungkan insiden ini dengan isu yang lebih besar.

"Mulai masuk pada era pembungkaman. Diktaktor antikritik, demokrasi omon-omon, reformasi jilid II akan terjadi," sahut yang lain.
Sentimen kekecewaan juga terdengar, "Digaji rakyat tapi kok berani mukulin rakyat?" tanya seorang pengguna X. "Takut kok sama tulisan. Memang nggak boleh dikritik rakyat? Bahaya kalau pemimpin nggak suka dikritik," timpal lainnya.

Menanggapi insiden yang kadung viral ini, Wakapolres Blitar Kota, Kompol Subiyantana, memberikan penjelasan dari sisi aparat. Menurutnya, tindakan tersebut bukanlah penangkapan, melainkan penghalauan.

Tujuannya adalah untuk mencegah ketiga mahasiswa PMII tersebut menerobos iring-iringan Wakil Presiden yang hendak menuju lokasi makan siang.

"Ada tiga orang yang menerobos rombongan Wapres dan saat itu oleh Paspampres dihalau atau dipinggirkan agar jangan sampai menganggu. Peristiwa sekira pukul 12.30 WIB," kata Subiyantana pada Rabu (18/6/2025).

Ia juga menegaskan bahwa ketiga mahasiswa tidak ditahan dan langsung diperbolehkan pulang tanpa proses hukum.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI