Suara.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria sempat menyindir pedas direksi BUMN yang masih gemar dikawal ajudan atau protokol berlebihan, bahkan hingga melayani istri mereka.
Terkait itu, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB, Nasim Khan, turut berkomentar. Nasim menilai jika memang benar adanya hal tersebut, itu menjadi masalah yang serius. Terutama bagi sesi moral, hingga kepercayaan.
"Masalah direksi BUMN yang hidup glamor, menggunakan ajudan pribadi, fasilitas mewah, serta melibatkan keluarga dalam aktivitas yang tidak ada kaitannya langsung dengan tugas resmi, adalah isu serius—baik dari segi moral, hukum, maupun kepercayaan publik," kata Nasim kepada Suara.com, Jumat (20/6/2025).
Dari segi moral dan etika, kata dia, Direksi BUMN adalah pejabat publik yang mengelola kekayaan negara.
Hidup mewah dan pamer kekayaan, kata dia, dapat menimbulkan kesan arogan dan tidak empatik terhadap masyarakat, terutama jika dilakukan di tengah kondisi ekonomi sulit.
"Ini mencederai nilai-nilai kepemimpinan yang seharusnya mengutamakan integritas, kesederhanaan, dan pelayanan," ujarnya.
Kemudian Nasim juga menyoroti adanya konflik kepentingan dan nepotisme.
"Melibatkan keluarga atau menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi (termasuk ajudan pribadi bukan untuk tugas kedinasan) bisa masuk ke ranah penyalahgunaan wewenang atau konflik kepentingan," katanya.
"Jika ada praktik nepotisme atau pengaruh keluarga dalam pengambilan keputusan, maka ini merupakan pelanggaran serius terhadap tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)," sambungnya.
Baca Juga: BP Tapera Usul Pembiayaan KUR Perumahan Rp130 Triliun dari Danantara
Selain itu, Legislator PKB itu juga menilai adanya Direksi BUMN seperti yang disindir Dony bisa berdampak pada kepercayaan publik.
"Masyarakat memiliki ekspektasi tinggi terhadap BUMN sebagai perpanjangan tangan negara. Perilaku buruk di level atas akan menurunkan kepercayaan publik dan berdampak pada reputasi perusahaan serta kepercayaan investor," katanya.
Untuk itu, kata dia, daya hidup glamor Direksi BUMN dengan fasilitas negara dan keluarga seharusnya menjadi perhatian serius.
"BUMN bukan milik pribadi, melainkan milik rakyat. Karena itu, pengelolaannya harus menjunjung tinggi integritas dan tanggung jawab. Kecuali memang fasilitas & milik pribadi, atau biaya pribadi dipersilahkan," kata dia.
Kendati begitu, Nasim masih percaya jika masih ada Direksi BUMN yang bekerja secara prosional. Menurutnya, apa yang disindir oleh Doddy hanya lah oknum.
"Setau saya saat ini sangat kecil sekali terjadi di direksi BUMN, bila dilakukan terjadi hanya oleh sebagian oknum mungkin," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria menyindir pedas direksi BUMN yang masih gemar dikawal ajudan atau protokol berlebihan, bahkan hingga melayani istri mereka.

"Saya minta ini jangan dilakukan," kata Dony tegas dalam diskusi bersama Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi (IKA Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad) di Hutan Kota Plataran GBK, Jakarta Selatan, ditulis Kamis (19/6/2025).
Menurut Dony, keberadaan ajudan yang terlampau banyak sama sekali tidak relevan dengan tugas direksi BUMN yang sejatinya ditugaskan untuk mengabdi kepada perusahaan negara. Ia menyoroti bahwa fenomena ini nyaris tidak pernah ditemuinya pada para pejabat negara atau CEO perusahaan besar di luar negeri.
"Saya ketemu juga banyak CEO-CEO di dunia tidak ada punya protokol 10, ya ajudannya 8 gitu. Saya bilang kita apalagi pegawai negara. Ini kan pekerjaan aja," kritiknya, membandingkan praktik di Indonesia dengan standar profesionalisme global.
Puncak dari kegusaran Dony terungkap dalam sebuah pengakuan mengejutkan. Ia bahkan pernah secara langsung mengusir ajudan direksi BUMN yang memenuhi kantor Danantara saat salah satu direksi BUMN tersebut berkunjung. Kejadian ini terjadi saat Dony masih berkantor di Plaza Mandiri.
"Sempat saya pernah mengusir para ajudan itu di lantai. Waktu saya masih di Plaza Mandiri. Saya bilang, ini kenapa orang ramai sekali di lantai. Saya usir, saya nggak mau lagi lihat ada orang (banyak), emangnya mau diculik, siapa yang mau culik mereka juga ya kan?" katanya, dengan nada yang menunjukkan keheranan sekaligus ketidaksetujuannya terhadap praktik tersebut.
Namun, Dony mengklaim bahwa kini sudah ada perubahan positif. Para direksi BUMN mulai menunjukkan itikad baik dengan tidak lagi membawa rombongan ajudan yang berlebihan. Bahkan, ia mengaku senang melihat ada direksi yang sudah berani datang tanpa pengawalan sama sekali.
"Sekarang saya sudah happy tuh kalau datang ke Danantara yang tadinya Dirut (Direktur Utama) ajudanya 15, sekarang dia datang sendiri. Saya bilang, wah bagus ini datangnya sudah sendiri," ujarnya, memberikan apresiasi atas perubahan perilaku tersebut.Tak berhenti di situ, Dony Oskaria juga menyampaikan pesan penting lainnya kepada direksi BUMN. Ia secara spesifik meminta agar istri dari direksi tidak lagi terlibat dalam urusan kantor. Baginya, BUMN bukanlah warisan keluarga yang bisa diatur sesuka hati.
"Saya nggak mau itu istri nentuin gorden, istri nentuin penyanyi, istri nentuin acara gitu. Ini kan kantor, bukan warisan orang tua gitu," tegasnya.
Asal tahu saja, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) adalah badan pengelola investasi strategis yang mengonsolidasikan dan mengoptimalkan investasi pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Nama ”Daya Anagata Nusantara” diberikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. "Daya" berarti energi, "Anagata" berarti masa depan, dan "Nusantara" merujuk pada Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang secara keseluruhan mencerminkan kekuatan dan potensi masa depan Indonesia.
Untuk mencapai tujuan strategisnya, Danantara Indonesia berkomitmen untuk mendorong transformasi ekonomi dengan pendekatan profesional dan menerapkan good governance. Danantara Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi aset, menarik investasi global, dan memperkuat daya saing Indonesia di sektor strategis, sehingga menciptakan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.