Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan siap membantu Provinsi Bali untuk membangun Mass Rapid Transit atau MRT.
Ia menyatakan kerja sama dua daerah tersebut dalam membangun MRT bukan soal pendanaan, melainkan pendampingan teknis dan strategi pembiayaan.
Hal ini menyusul adanya inisiatif dari Pemerintah Provinsi Bali yang ingin membangun sistem MRT seperti di Jakarta.
“Jadi kerja sama yang dilakukan Pemerintah Jakarta dan Bali, karena Bali menginisiasi untuk memiliki MRT seperti Jakarta. Satu-satunya daerah di Indonesia yang punya pengalaman untuk meng-setup MRT hanya Jakarta. Maka Pemerintah Bali belajar ke Jakarta untuk hal itu,” ujar Pramono di Balai Kota, Jumat 20 Juni 2025.
Menurut Pramono, Pemprov DKI Jakarta akan membantu Bali dalam aspek teknikal dan strategi mendapatkan pendanaan, bukan dalam bentuk transfer uang langsung.
“Kami memberikan bantuan dalam hal teknikal, finansial bukan uang ya tetapi bagaimana bisa mendapatkan finansial untuk menjalankan, mengelola MRT,” tegasnya.
Selain kerja sama dengan Bali, Pramono juga menyebut pihaknya tengah mematangkan rencana perluasan jaringan MRT Jakarta ke wilayah Tangerang Selatan.
Ia mengaku telah meminta Direktur Utama PT MRT Jakarta untuk segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Banten.
“Sehingga demikian apa yang kami lakukan termasuk di Jakarta untuk perluasan Jakarta sampai Tangerang Selatan akan kita matangkan. Saya sudah minta Dirut MRT untuk duduk bersama dengan Pemerintah Banten kalau menjadi sesuatu yang diseriusin,” ungkapnya.
Baca Juga: Siap-siap! Tarif MRT, LRT, dan Transjakarta Hanya Rp1 Tapi Hanya di HUT ke-498 Jakarta
Pramono juga menyampaikan optimisme terhadap pembangunan Fase 2 MRT dari Bundaran HI ke Monas yang ditargetkan rampung pada 2029.
Dengan pengalaman panjang yang dimiliki Jakarta dalam mengelola MRT, ia menyebut proyek-proyek berikutnya sudah mulai dipersiapkan.
“Kalau nanti Fase 2 dari Bundaran HI–Monas selesai, mudah-mudahan selesai di tahun 2029, maka Jakarta termasuk daerah yang pengalaman untuk memenage MRT ini panjang. Maka berikutnya Fase 3, 4 akan segera dilakukan,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Jakarta siap berbagi pengalaman dan pendampingan kepada daerah lain di Indonesia yang memiliki kemampuan finansial untuk membangun sistem transportasi serupa.
“Untuk daerah lain yang berkeinginan, selama kemampuan finansialnya ada, Pemerintah Jakarta akan sharing,” katanya.
Sebelumnya diketahui, Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno mengatakan bahwa Pemprov Jakarta siap dan terbuka membantu Provinsi Bali untuk membuat sarana transportasi publik untuk mengurai kemacetan.
"Kemarin, saya diperintahkan sama Pak Gubernur (Pramono) ke Bali. Ternyata Bali ini sudah tiga tahun yang lalu ingin kerja sama dengan Jakarta membangun jaringan transportasi kereta api," katanya beberapa waktu lalu.
Pemprov Jakarta bahkan menyakatakan membantu Bali untuk membangun Mass Rapid Transit (MRT).
"Jadi kita akan bantu Bali membuat MRT. Karena Bali kalau tidak segera membangun transportasinya, macetnya luar biasa," ujarnya.
Namun, Rano menyadari permasalahan utama yang ada saat ini di Bali, salah satunya mengenai anggaran.
"Bali itu kan ada adat yang nggak boleh tinggi dari pura. Nah, kemarin diskusi sama Pak Koster, sama Wagub sama Pagub kan. 'Pak Gub kalau semuanya bawah, ongkosnya tiga kali lipat', 'Waduh', 'Mahal'," kata Rano.
Rano kemudian menghitung bahwa dasar besaran anggaran untuk membangun 1 kilometer rel MRT di bawah tanah dibutuhkan Rp 1,1 triliun.
Ia mengatakan sudah memberikan hitungan kasar tersebut kepada Gubernur Bali I Wayan Koster.
Pemprov Bali, kata Rano, menyebut pihaknya tak mampu lantaran dana APBD di sana hanya Rp 7 triliun saja.