Suara.com - Nama Agam Rinjani mendadak jadi sorotan publik usai dirinya ikut membantu proses evakuasi jenazah Pendaki asal Brasil, Juliana Marins yang terjatuh di Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Usai berhasil mengevakuasi Pendaki asal Brasil, Juliana Marins, Tim SAR Agam Rinjani itu disebut mendapat donasi melalui laman voaa.me/agam oleh warganet asal Brasil sebesar Rp 1,3M.
Donasi tersebut sebagai bentuk apresiasi atas jasa Agam Rinjani dan tim lainnya mengevakuasi jenazah Juliana Marins.
Bukan hal baru bagi Agam mendapatkan rejeki yang begitu melimpah. Pihaknya mengakui sudah pernah merasakan sebelumnya menjadi orang yang berkecukupan.
Sayangnya, Agam justru mengakui bahwa dirinya tidak suka ketika menjadi orang kaya. Dalam podcastnya bersama Denny Sumargo, Agam mengatakan bahwa dirinya sempat merasakan menjadi orang kaya selama 10 hari.
“Ndak enak jadi orang kaya,” ujar Agam, dikutip dari youtube Denny Sumargo, Jumat (4/7/25).
“Jadi pernah di Rinjani ini ku niat jadi orang kaya, 10 hari, Alhamdulillah terpenuhi,” tambahnya.
Mendengar statement Agam, Denny Sumargo sontak penasaran dengan cerita Agam menjadi miliader selama 10 Hari.
Agam pun menceritakan jika dirinya sengaja menabung uang dari para tamu yang diantarnya ke Rinjani. Tak tanggung-tanggung, uang yang ditabung Agam tersebut senilai Rp 367 juta.
Baca Juga: Direktur RS Indonesia di Gaza Jadi Korban Israel, Korban KMP Tunu Pratama Jaya Bertambah
“Bagaimana caranya,” Tanya Denny Sumargo sebagai host dalam podcast tersebut.
“Dapat saya tamu yang banyak, Hampir tiap minggu, ku tabung itu uang. Total uang lumayan lah, saya orang gembel dapat uang Rp 367 juta,” cerita Agam.
Setelah berhasil menabung hingga ratusan juta itu, Agam kemudian memutuskan untuk pergi ke Bali dan menetap selama 10 hari.
Uniknya lagi, Agam memanfaatkan uangnya yang banyak itu untuk menginap di salah satu hotel mewah di Bali. Tak tanggung-tanggung ia menghabiskan uang Rp 24 juta untuk menginap semalam.
“Hasil dari ngantar tamu selama beberapa kali ku tabung, jadi orang kaya saya selama 10 hari di Bali,” ujar Agam.
“Jadi nginep saya di Hotel Mulia, berapa ku bayar itu ada Rp 24 juta satu malam. Nginep disitu sampai diusir sama security, karena celanaku sobek-sobek, motorku juga motor gembel, gara-gara salah parkir diusir,” sambungnya.
Selama tinggal di Bali Agam benar-benar melakukan semua hal yang ia inginkan, mulai dari surfing hingga menyewa mobil mewah seperti Ferrari dan Lamborghini.
“Selama di Bali aq surfing apalah segala macam, pinjam mobil Ferrari, aku sewa sehari aja, teman yang urus habis berapa itu ratusan juta. Sampai dikira bos dari Jepang,” cerita Agam.
“Lamborghini juga ku sewa satu hari, ku buka kaca mobilnya, langsung ini cewek, didekati saya sama banyak bule-bule,” tambahnya.
Mirisnya uang ratusan juta itu benar-benar ia gunakan untuk foya-foya hingga disisakan hanya Rp 150 ribu saja.
Agam merasa tenang setelah itu lantaran sudah mendapatkan tamu kembali dan hendak mendapatkan uang dari tamu senilai Rp 400 juta.
Sayangnya rasa senang di hati Agam itu berubah menjadi cemas usai mendengar kabar Gunung Rinjani Meletus.
Bencana ini tentu membuat pendakian ditutup untuk sementara dan akhirnya Agam batal mendapatkan uang Rp 400 juta tersebut.
“Singkat cerita habis ini uang, ku sisakan RP 150 Ribu. Besok ini 3 hari lagi ada tamu, kusuruhlah DP, kudapat lagi itu Rp 400 jutaan untuk 3 hari, kan ini rombongan, jadi kita yang tentukan harga,” cerita Agam.
“Besoknya Meletuslah Rinjani, tahun berapa itu 2017 apa 2018 itu, ditelfon lah Rinjani tutup tidak jadi, hmm jadi gembel saya ini, jadi Rp 150 ribu itu aku hemat sekali, sampai numpang truk saya dari Bali sampai masuk Lombok bayar Rp 20 ribu,” tambahnya.
Setelah menjalani hari-hari menjadi orang kaya, Agam justru tidak ingin mengulanginya lagi. Ia mengaku bahwa kini hanya ingin menjadi orang sederhana yang bisa ketika menginginkan apa-apa.
“Jadi orang kaya nggak enak, pusing kita mau belanja apalagi ini, mau belanja apalagi ini,” ucapnya.
“Sederhana aja, jadi kalau mau naik pesawat ada, mau masuk hotel ada,jadi mau apa yang penting ada gitu aja,” sambungnya.
Kontributor : Kanita