Uni Emirat Arab, dengan ibu kotanya Abu Dhabi, telah menjelma menjadi mitra investasi paling strategis bagi Indonesia dalam satu dekade terakhir.
Aliran modal dari UEA mengalir deras ke berbagai proyek vital di tanah air, termasuk melalui Indonesia Investment Authority (INA), dana abadi negara.
UEA juga merupakan mitra kunci dalam proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Tugas Yusron di Abu Dhabi akan sangat berbeda. Ia akan dituntut untuk:
- Mengawal Investasi Raksasa: Memastikan komitmen investasi yang sudah ada berjalan lancar dan proaktif menjajaki peluang-peluang baru.
- Membuka Akses Pasar: Mendorong ekspor produk-produk unggulan Indonesia, termasuk dari sektor industri halal, ke pasar UEA yang kaya.
- Diplomasi Energi dan Teknologi: Menjajaki kerja sama di bidang energi terbarukan dan transisi energi, sejalan dengan visi kedua negara.
- Memperkuat Hubungan Politik: Menjaga hubungan hangat antara kedua pemimpin negara yang telah terjalin sangat erat.
Kemampuannya mengelola operasi kompleks di Jeddah memberinya kredibilitas sebagai seorang manajer ulung yang mampu mengeksekusi rencana besar.
Baca Juga: Jadi Duta Besar RI untuk Singapura? Ini Jejak Karier Sangar Hotmangaradja Pandjaitan
Pengalamannya sebagai Arabis memberinya kunci untuk membuka pintu-pintu yang mungkin tertutup bagi orang lain.
Sosok Yusron Bahauddin Ambary adalah bukti bahwa diplomat andal dibentuk oleh tempaan di berbagai medan.
Jika benar dilantik menjadi Dubes di Abu Dhabi, perjalanannya dari Jeddah ke Abu Dhabi adalah sebuah langkah strategis.
Menempatkan orang yang tepat dengan pemahaman kultural dan manajerial yang mendalam. Untuk mengamankan kepentingan ekonomi Indonesia di salah satu negara paling dinamis di dunia.