Rekam jejak ini menunjukkan bahwa Nurmala Kartini Sjahrir bukanlah sosok yang muncul tiba-tiba.
Ia adalah seorang pemikir yang kariernya ditempa melalui riset dan analisis kebijakan tingkat tinggi.
Jiwa Petualang dan Penggerak Organisasi
Di luar citranya sebagai seorang akademisi serius, Kartini Sjahrir memiliki sisi lain yang tak kalah menarik dan menunjukkan jiwa kepemimpinannya sejak muda.
Jauh sebelum terjun ke dunia politik dan diplomasi, ia adalah seorang aktivis dan penggemar olahraga.
Semasa menjadi mahasiswa, ia pernah menjabat sebagai Ketua Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UI. Sebuah organisasi yang dikenal melahirkan individu-individu berkarakter tangguh dan berjiwa kepemimpinan.
Tak hanya itu, kecintaannya pada olahraga renang membawanya menjadi atlet yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) V pada 1960.
Kini, ia bahkan tercatat sebagai Pengurus PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) yang membidangi Hubungan Luar Negeri—sebuah jembatan awal menuju panggung diplomasi global.
Duta Besar untuk Tiga Negara di Amerika Latin
Baca Juga: Adik Luhut Ikut Fit And Proper Test Calon Dubes Tokyo, Sederet Masalah Ini Diungkap di DPR
Pengalaman Nurmala Kartini Sjahrir dalam hubungan luar negeri bukanlah isapan jempol. Ia telah membuktikan kapasitasnya di salah satu pos diplomatik yang paling menantang.
Pada 10 Agustus 2010, ia dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Argentina, merangkap Republik Paraguay, dan Republik Uruguay.
Berkedudukan di Buenos Aires, ia bertanggung jawab untuk memperkuat hubungan Indonesia dengan tiga negara di Amerika Latin sekaligus.
Pengalaman ini memberinya modal yang sangat kuat. Ia telah teruji dalam mengelola hubungan bilateral yang kompleks.
Mempromosikan kepentingan nasional di kancah internasional, dan berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan global.
Pengalamannya sebagai duta besar di Argentina adalah bukti nyata kemampuannya dalam seni diplomasi.