4. Hanya untuk bangsawan
Di masa lalu, jalur dengan ukiran dan hiasan megah hanya boleh dinaiki oleh bangsawan atau datuk kampung.
Kini, meskipun sudah menjadi milik rakyat banyak, nilai-nilai hierarki simbolik itu tetap terasa, terutama dalam pemilihan nama jalur yang seringkali sarat filosofi dan unsur magis.
5. Pacu Jalur sebagai Objek Kajian Multidisipliner
Bagi para peneliti antropologi, Pacu Jalur adalah laboratorium hidup untuk menelaah hubungan antara agama, seni, politik lokal, dan kekuatan spiritual.
Tak heran, tradisi ini kini tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga akademisi dari berbagai negara.
“Ini bukan sekadar perlombaan perahu,” tulis tim peneliti.
“Ini adalah bentuk nyata dari ekspresi budaya lokal yang menyatukan spiritualitas, estetika, dan identitas komunal dalam satu kesatuan ritual yang hidup.”
Baca Juga: Bukan dari Gym, Ini Asal Tren Aura Farming Atlet Dunia dari Tradisi Pacu Jalur Riau