Ini bukan perbuatan amatir, melainkan aksi yang diperhitungkan dengan matang.
3. Lokasi 'Aman' yang Berhasil Ditembus
Ironisnya, kejahatan brutal ini terjadi di Gondia International Guest House, sebuah indekos eksklusif di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng.
Lokasi ini dikenal sebagai hunian para profesional dan bahkan diplomat asing karena letaknya yang strategis dan, yang terpenting, sistem keamanannya yang dianggap ketat.
Fakta bahwa pelaku bisa masuk, melakukan aksinya, dan diduga pergi tanpa meninggalkan jejak yang jelas telah meruntuhkan reputasi keamanan tempat tersebut.
Bagaimana benteng yang dianggap aman ini bisa dengan mudah ditembus?
4. Temuan Polisi yang Kontradiktif: Tanpa Tanda Kekerasan
Inilah kejanggalan terbesar yang membuat penyidik memutar otak.
Meskipun metode kematiannya sangat sadis—kepala terbungkus lakban hingga diduga kehabisan napas—hasil olah TKP dan visum awal justru tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Baca Juga: Diplomat Kemenlu Tewas Misterius, Kepala Terbungkus Isolasi, Dirampok atau Dibunuh?
Pihak kepolisian juga menyatakan tidak ada barang milik korban yang hilang, yang secara efektif mencoret motif perampokan.
Pertanyaan besarnya: bagaimana mungkin seseorang bisa dilakban kepalanya tanpa melakukan perlawanan yang meninggalkan bekas luka, memar, atau tanda kekerasan lainnya?
Apakah korban dilumpuhkan lebih dulu? Misteri ini menjadi kunci utama yang harus dipecahkan oleh tim penyidik.
5. Kronologi Penemuan dan Pintu Terkunci
Jasad ADP ditemukan pertama kali oleh penjaga indekos pada pukul 08.30 WIB setelah istri korban tak bisa menghubunginya sejak malam sebelumnya.
Kepanikan sang istri yang mendorong pengecekan ke kamar tersebut. Saat didatangi, pintu kamar ditemukan dalam keadaan terkunci, yang biasanya mengindikasikan tidak ada orang lain yang masuk atau keluar.