"Ini menandakan bahwa Dasco memahami betul bahwa kebangsaan bukan hanya wacana dalam negeri, tapi tanggung jawab global terhadap warga dan kehormatan negara," ungkap R Haidar Alwi.
Penopang Pemerintahan dan Politik Matang
Dalam konstelasi kekuasaan saat ini, posisi Dasco menjadi sangat vital.
Sebagai Ketua Harian Gerindra dan orang kepercayaan Presiden Prabowo Subianto, ia memegang peran sentral dalam menjaga harmoni antara tiga pilar: kekuatan politik partai, visi kenegaraan eksekutif, dan fungsi pengawasan legislatif.
"Ia memastikan partai tetap solid, DPR tetap konstruktif, dan kebijakan nasional berjalan dalam rel konstitusi," jelas R Haidar Alwi.
Pendekatannya yang tidak frontal namun penuh kalkulasi dalam menyikapi berbagai isu—mulai dari putusan MK, pengawasan haji, hingga isu penulisan ulang sejarah—mencerminkan kematangan politiknya.
Gaya ini dinilai tidak reaktif dan tidak terpancing untuk mengejar popularitas jangka pendek.
"Ini mencerminkan gaya politik yang matang dan tidak reaktif. Ia tidak terpancing popularitas jangka pendek, tetapi memilih peran strategis jangka panjang: menjaga agar sistem tetap stabil dan rakyat tidak menjadi korban turbulensi politik," ujar R Haidar Alwi.
Haidar mendefinisikan kepemimpinan seperti ini sebagai ciri seorang negarawan sejati.
Baca Juga: DPR Minta Fadli Zon Jelaskan Alasan Pilih Tanggal Lahir Prabowo Sebagai Hari Kebudayaan Nasional
"Inilah definisi pemimpin negarawan: bukan hanya hadir saat menang, tetapi bertanggung jawab penuh ketika menghadapi krisis. Bukan hanya mendampingi Presiden Prabowo secara simbolik, tetapi benar-benar menopang jalannya pemerintahan dari sisi parlemen dan struktur internal partai," sambungnya.
Menurut Haidar, figur dengan gaya kepemimpinan seperti Dasco tidak hanya dibutuhkan oleh Indonesia, tetapi juga oleh dunia yang semakin dipenuhi oleh pemimpin populis yang berisik dan ultranasionalis.
Ia dianggap sebagai pengecualian penting yang bisa diajak berpikir jernih untuk membangun negara dengan akal sehat.
Bagi generasi muda, Dasco menawarkan sebuah pelajaran bahwa politik tidak selalu tentang menyerang lawan, tetapi tentang membangun kepercayaan dan menyelesaikan konflik dengan tenang.
"Karena itulah, peran Sufmi Dasco Ahmad harus terus diperkuat dan dicontoh. Bukan karena dia sempurna, tetapi karena ia konsisten menjaga apa yang disebut “hikmah dalam kekuasaan”. Sesuatu yang langka, sekaligus sangat dibutuhkan bangsa ini," pungkas R Haidar Alwi.