Tarik Ucapan soal Ijazah Jokowi Palsu, Mantan Rektor UGM Merasa Dijebak? Ini Klarifikasi Lengkapnya

Kamis, 17 Juli 2025 | 18:48 WIB
Tarik Ucapan soal Ijazah Jokowi Palsu, Mantan Rektor UGM Merasa Dijebak? Ini Klarifikasi Lengkapnya
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2002-2007, Sofian Effendi saat memberikan klarifikasi di rumahnya, Sleman, Kamis (17/7/2025). [Hiskia/Suara.com]

Suara.com - Mantan Rektor UGM periode 2002-2007, Sofian Effendi, sebelumnya membuat pernyataan menghebohkan terkait ijazah Jokowi.

Lewat tayangan kanal YouTube Langkah Update, Sofian secara berani menyebut ijazah Jokowi palsu.

Dia sempat pula menuding Jokowi tidak memenuhi syarat untuk lanjut ke program sarjana (S1).

Kini Sofian Effendi secara resmi mencabut seluruh ucapannya.

Ia mengaku tak menyangka bahwa obrolan internal bersama para alumni UGM itu disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube dan diunggah hingga disebarluaskan.

Sofian menyebut, awalnya ia hanya diajak berbicara dengan para alumni UGM melalui semacam pertemuan telekonferensi.

Ia mengaku bahkan tidak diberi tahu bahwa pembicaraan itu akan disiarkan secara publik.

"Iya saya enggak menyangka bahwa dipublikasikan. Saya hanya bilang ini kita hanya omong-omong dengan para alumni dari kota-kota lain, memang ada mantan-mantan murid saya dulu dari Aceh, Kalimantan yang berhubungan itu," kata Sofian saat ditemui di kediamannya di Sleman, Kamis (17/7/2025).

"Enggak dijebak, tapi kalau diframing omongan saya itu mungkin. Tapi saya enggak sadar," imbuhnya.

Baca Juga: Kelakar Roy Suryo! Siap Adu Fisik Ijazah Jokowi, Punya 10 Pembanding yang Asli

Sofian mengira bahwa obrolan itu terjadi pada hanya dalam ruang kebebasan akademik dan hanya diperuntukkan bagi internal bukan publik.

"Iyes, memang omongan saya itu yang enggak pantes diomongkan. Iyes [pembicaraan] antar alumni, pembicaraan orang dalam lah," ucapnya.

"Karena itu saya mohon maaf setulus-tulusnya kepada semua pihak yang saya sebutkan pada wawancara tersebut. Saya kan nyebut bu Ova, dekan segala macam," tambahnya.

Disebutkan Sofian bahwa Rismon dan kawan-kawan bahkan tidak meminta izin untuk menyebarkan video percakapan tersebut.

"Enggak ada [izin menyebarkan video]," tegasnya.

Dalam kesempatan ini, Sofian mengaku keberatan terkait peredaran video tersebut. Dia bahkan berencana untuk melayangkan langsung surat keberatan kepada Rismon dan kawan-kawan.

"Ya saya jelas keberatan kalau itu disiar sebarluaskan," ucapnya.

Sofian meminta bahwa video pembicaraan tentang ijazah Jokowi tersebut bisa ditarik dari peredaran.

"Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal YouTube tersebut ditarik dari peredaran," tegasnya.

Menurutnya hal itu penting dilakukan untuk tetap menjaga ketenangan UGM dan mempertahankan ketentraman secara nasional.

"Demikian pernyataan saya mengenai wawancara dengan Rismon dan kawan-kawan dan saya sangat berharap agar wacana tentang ijazah tersebut dapat diakhiri," ujar dia.

"Karena kalau itu perpanjang itu akan merugikan UGM sendiri, dan juga merugikan persatuan bangsa ini. Karena bangsa itu yang harus kita jaga, persatuan," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI