Sherly Tjoanda Ngadu ke Wamendikti Saintek Karena SDM Daerahnya Hanya Jadi Pekerja Kasar

Minggu, 20 Juli 2025 | 07:02 WIB
Sherly Tjoanda Ngadu ke Wamendikti Saintek Karena SDM Daerahnya Hanya Jadi Pekerja Kasar
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda saat berfoto bersama CPNS [Instagram S_tjo]

Suara.com - Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos atau Sherly Tjoanda menyayangkan industri nikel yang ada di daerahnya justru dipenuhi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) dari luar daerahnya.

Sherly Tjoanda menganggap wajar, lantaran dirinya mengakui SDM yang ada di Maluku Utara belum memenuhi syarat untuk mengolah tambang tersebut.

Kebanyakan dari mereka dipekerjakan sebagai pekerja kasar, seperti operator truk dan sebagainya.

Hal itulah yang akhirnya membuat Sherly Tjoanda menemui Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof Stella Christie untuk berdiskusi bersama.

Sherly merasa bahwa kini permasalahan terbesar di Maluku Utara adalah banyaknya pengangguran.

Sementara itu pengangguran yang ada tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh Perusahaan Nikel di wilayahnya.

“Terima kasih atas waktunya Prof Stella dan seluruh jajarannya dari Kemendikti sudah menerima kami Provinsi Maluku Utara,” ujar Sherly.

“Permasalahan saya masih banyak pengangguran di Maluku Utara, tetapi kemudian pengangguran ini tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh industry gap-nya,” sambungnya.

Sherly menjelaskan bahwa kualitas SDM yang dihasilkan atau dilahirkan dari Kampus yang ada di Maluku Utara ini tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan industri Nikel disana.

Baca Juga: Standar Tinggi, Upah Minim: Benarkah Rakyat yang Tidak Kompeten?

“Kita di Maluku Utara ini punya Gap antara kualitas SDM yang dihasilkan oleh kampus yang ada di Maluku Utara itu ada Gap dengan skill yang dibutuhkan dari industri yang ada di Maluku Utara,” urainya.

Besar harapan Sherly agar kedepannya pihak Kemendikti dapat membantu membuka program studi (prodi) baru di Universitas Negeri yang ada di Maluku Utara.

Hal ini bertujuan untuk membangun SDM baru yang handal dan siap dipakai saat dibutuhkan di Industry yang ada di Maluku Utara.

“Harapannya ke depan kita itu ada prodi baru untuk industry masa depan dan kita belum punya prodi,” ujar Sherly.

“Untuk itu mengharapkan bantuan dari Kemendikti untuk bisa membantu Universitas Negeri yang ada di Maluku Utara untuk bisa bertransformasi menghasilkan prodi prodi baru yang akan melahirkan SDM dalam 4 – 5 tahun ke depan yang langsung siap dipakai dan memang dibutuhkan di industry yang ada di Maluku Utara,” tambahnya.

Menanggapi hal ini, Prof Stella Christie justru mengungkapkan masalah baru.

Ia menerangkan bahwa fakta yang ada kualitas SDM ditentukan oleh pengajarnya.

Sementara itu, hingga kini masih banyak pengajar atau dosen – dosen di Indonesia belum optimal dalam mengajarkan ilmu-ilmu yang dibutuhkan oleh Industri.

“Satu yang kita ketahui dari data dan fakta sangatlah menentukan kualitas SDM kita itu pengajarnya, dosen” ujar Prof Stella.

“Kalau kita boleh jujur melihat tantangan itu masih banyak dosen-dosen kita yang belum optimal untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sebenarnya dibutuhkan oleh industry, kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan oleh industry,” tambahnya.

Prof Stella menilai bahwa kemampuan yang dimiliki para pengajar saat ini adalah kemampuan sementara saja, sedangkan industri di Indonesia tentu akan terus berkembang.

“Dan ini kemampuan yang sifatnya skill yang sementara. Tetapi ini industry juga akan terus berkembang,” tegasnya.

Meski masih tanda tanya dan belum mendapatkan kepastian, Sherly berharap jika ke depannya Industri yang ada di Maluku Utara itu dapat dipetik manfaatnya oleh rakyat Maluku Utara sendiri, sehingga masalah pengangguran pun dapat sedikit teratasi.

Perusahaan Tambang Nikel di Maluku Utara

Indonesia menjadi negara dengan potensi sumber daya alam terbesar di dunia. Tidak hanya keindahan alam, kandungan mineral di perut bumi juga melimpah di Indonesia.

Salah satu wilayah dengan potensi mineral yang melimpah adalah Maluku Utara. Maluku Utara dikenal memiliki Cadangan nikel yang melimpah.

Maluku Utara kini digerakkan oleh industry pertambangan Indonesia khususnya untuk memenuhi kebutuhan nikel secara global. Berikut beberapa Perusahaan tambang nikel di Maluku Utara:

1.     Harita Nickel

PT Harita Nickel juga dikenal dengan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) merupakan salah satu Perusahaan pertambangan nikel terbesar di Indonesia. Perusahaan ini terletak di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

2.     Mega Haltim Mineral

Perusahaan tambang nikel ini beroperasi di Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara. PT Mega Haltim Mineral memiliki izin usaha pertambangan (IUP) untuk menambang nikel di wilayah Weda Selatan, Halmahera Tengah dengan luas konsesi mencapai 13.510 hektar.

3.     Halmaheira Sukses Mineral

Halmaheira Sukses Mineral beroperasi di Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara. Perusahaan ini fokus pada penambangan nikel, kobalt, dan bijih besi.

4.     Tekindo Energi

Tekindo Energi merupakan sebuah Perusahaan pertambangan nikel yang beroperasi di Lelilef, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara. PT Tekindo Energi fokus pada penambangan bijih nikel laterit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI