Putus Asa, Grace Natalie Disuruh Nangis Kencang-kencang Minta Jokowi Masuk PSI

Bernadette Sariyem Suara.Com
Senin, 21 Juli 2025 | 14:29 WIB
Putus Asa, Grace Natalie Disuruh Nangis Kencang-kencang Minta Jokowi Masuk PSI
Kolase foto Jokowi (kiri) dan politikus PSI Grace Natalie (kanan). [Suara.com]

Suara.com - Pengakuan mengejutkan datang dari pendiri PSI Jeffrie Geovanni, menguak strategi putus asa yang pernah menjadi pertaruhan hidup-mati Partai Solidaritas Indonesia.

Jeffrie Geovanni, secara terbuka menceritakan bagaimana partainya pernah berada di ambang "kematian".

Dia juga memberikan ultimatum ekstrem yang ia berikan kepada para petinggi partai: rekrut keluarga Presiden Joko Widodo alias Jokowi atau siapkan pemakaman untuk PSI.

Kisah dramatis ini diungkap Jeffrie saat memberikan sambutan dalam acara Kongres PSI 2025, Minggu (20/7) akhir pekan lalu.

Di hadapan para kader, ia membeberkan kondisi genting yang melanda partai pada awal tahun 2023, ketika elektabilitas PSI anjlok dan masa depan partai tampak suram.

Dengan gamblang, Jeffrie menceritakan kembali ultimatum yang ia sampaikan kepada jajaran elite PSI, termasuk Raja Juli Antoni dan Grace Natalie.

Ultimatum itu bukan sekadar gertakan, melainkan sebuah pilihan pahit yang harus dihadapi.

"Saya pernah menyampaikan kepada teman-teman semua ketika itu, Raja Juli Antoni, Grace, Syaiful Haq, Endang Tirtana 'kalau kalian enggak dapat anaknya Pak Jokowi, atau menantunya Pak Jokowi, atau Pak Jokowi sendiri', itu tahun 2023 bulan Januari," kata Jeffrie, seperti dikutip dari siaran di kanal YouTube DPP PSI, Senin (21/7/2025).

Lalu ia melanjutkan, "'2024 partai kita akan turun perolehan suaranya dan itu adalah tahun terakhir kita ber-PSI, kita harus melakukan pemakaman terhadap PSI'." 

Baca Juga: Roy Suryo Protes Jokowi Mangkir Panggilan Polisi: Ngaku Sakit Tapi Hadiri Kongres PSI

Kaesang Pangarep saat Kongres PSI. [Ist]
Kaesang Pangarep saat Kongres PSI. [Ist]

Perintah 'Nangis Sekencang-kencangnya' untuk Grace Natalie

Jeffrie meyakini bahwa partai politik yang suaranya terus merosot adalah cerminan dari hilangnya kepercayaan publik.

Baginya, tidak ada gunanya mempertahankan sebuah partai yang sudah tidak lagi diinginkan oleh masyarakat.

Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk memberikan target yang hampir mustahil kepada para jajarannya.

"Karena kita harus percaya partai kalau didirikan kemudian suaranya menurun, itu kita harus mengambil kesimpulan bahwa publik masyarakat enggak percaya kepada kita. Jadi Bro Raja Juli Antoni, Saiful Haq, Endang Tirtana, Grace, kalau kalian eenggak dapat sedikit pun darahnya keluarganya Pak Jokowi atau Pak Jokowi sendiri kita tutup partai ini," tegasnya mengulang ultimatum tersebut.

Kondisi saat itu memang sangat kritis. Jeffrie mengungkap, pada 2023, perolehan suara PSI dalam berbagai survei berada di bawah 0,5 persen, angka yang sangat jauh dari ambang batas parlemen.

Dengan waktu yang begitu sempit menjelang Pemilu 2024, ia pun memerintahkan segala cara untuk bisa merayu Jokowi dan keluarganya. Salah satu instruksi paling ekstrem ditujukan kepada Grace Natalie.

"Bayangkan waktu kita begitu pendek dan kita cuma punya nol koma. Jadi tidak ada pilihan ketika itu, dengan cara apapun, kalau perlu saya bilang kepada Grace 'nangis sekencang-kencangnya saat ketemu Pak Jokowi, apalagi partai ini didirikan karena kecintaan kita kepada dia, nangislah Grace' saya bilang," jelas Jeffrie.

Ketua Dewan Pembina PSI, Jeffrie Geovanie, yang mengungkapkan bahwa mekanisme Pemilihan Raya untuk memilih Ketua Umum (Ketum) PSI berikutnya tidak lain digagas oleh Kaesang Pangarep. [Suara.com/dok]
Ketua Dewan Pembina PSI, Jeffrie Geovanie, yang mengungkapkan bahwa mekanisme Pemilihan Raya untuk memilih Ketua Umum (Ketum) PSI berikutnya tidak lain digagas oleh Kaesang Pangarep. [Suara.com/dok]

Frustrasi dan Harapan Palsu dari Kaesang

Perjuangan untuk mendekati lingkar kekuasaan ternyata penuh liku dan penderitaan batin. Jeffrie menceritakan bagaimana Raja Juli Antoni, yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri ATR/BPN, sempat merasa frustrasi dalam menjalankan misi tersebut.

Setiap kali melaporkan perkembangan, Raja Juli disebut hampir menangis karena sulitnya menembus komunikasi dengan putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep.

Harapan yang diberikan terasa seperti harapan palsu. Komunikasi satu arah menjadi santapan sehari-hari.

"Untungnya berkat kegigihan Raja Juli Antoni, Grace, Syaiful Haq, Endang Tirtana, Isyana Bagus Oka, kasihan juga Pak Jokowi kepada kita. Walaupun kemudian kita mengalami penderitaan batin yang cukup panjang, dari Maret 2023 kita diberikan harapan setengah palsu oleh Mas Kaesang. Raja Juli Antoni, Mas Kaesang, saat itu, kalau cerita ke saya hampir setengah menangis, 'enggak bisa dihubungi, Bang, sudah di-WA sudah dibaca tapi eenggak dibalas-balas' ya kira-kira itu yang terjadi dalam perjalanan kita sampai hari ini," jelasnya.

Kisah di balik layar ini memberikan gambaran betapa terjalnya jalan yang ditempuh PSI untuk bertahan, yang puncaknya berbuah manis dengan bergabungnya Kaesang Pangarep hingga akhirnya memimpin partai tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI