Jawabannya, menurut Prabowo, sangat tegas.
"Oh iya, beras kalau nggak makan gimana jadi menguasai hajat hidup orang banyak," ujarnya menirukan jawaban yang ia terima.
Sita Aset dan Serahkan ke Koperasi
Berbekal rangkaian justifikasi tersebut, Prabowo menyampaikan ultimatum puncaknya.
Penggilingan padi yang tidak patuh pada aturan main pemerintah akan diambil alih negara.
"Berarti penggiling padi adalah cabang produksi penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak. Kalau penggiling padi tidak mau tertib, tidak mau patuh kepada kepentingan negara ya saya gunakan sumber hukum ini saya katakan," tegasnya.

Prabowo bahkan merinci mekanisme pengambilalihan tersebut.
Aset sitaan tidak akan dikelola pemerintah, melainkan diserahkan langsung kepada kekuatan ekonomi rakyat.
"Saya akan sita dan saya akan serahkan kepada koperasi untuk dijalankan. Dan saya tidak salah, saya benar karena mereka mencari keuntungan yang luar biasa," ujarnya.
Baca Juga: 'Lu Kira Pemerintah Nggak Punya Gigi?', Prabowo Ancam Sita Paksa Penggilingan Padi Nakal
Ia menutup pidatonya dengan mengungkap skala keuntungan fantastis yang diduga diraup pengusaha beras, sekaligus mengklaim bahwa ancamannya telah menunjukkan hasil awal.
"Saya dapat laporan satu penggiling padi untung setiap panen Rp2 triliun per bulan, Rp1-2 triliun per bulan. Sudah kita tertibkan begitu kita keluarkan niat ini, harga langsung naik lagi, mereka langsung beli Rp6.500, oke berhasil," katanya.