Suara.com - Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama, kembali harus berhadapan dengan penyidik Polda Metro Jaya. Selama enam jam, ia dicecar 26 pertanyaan dalam pemeriksaan perdananya setelah kasus tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) naik ke tahap penyidikan.
Meski menghadapi potensi ancaman hukum, Ketua DPW PSI NTB ini dengan tegas menyatakan tidak akan mundur sejengkal pun dari keyakinannya bahwa ijazah Jokowi asli.
"Saya memperkuat apa yang pernah saya sampaikan saat penyelidikan," ujarnya kepada wartawan usai pemeriksaan di Jakarta, Senin (21/7/2025).
"Entah mereka mengintimidasi saya seperti apa pun, saya tidak akan mundur sejengkal pun," katanya dengan nada tegas.
Dian Sandi terseret dalam pusaran kasus ini setelah ia mengunggah foto yang diklaim sebagai ijazah asli Jokowi dari UGM pada 1 April 2025. Unggahan ini menjadi bumerang dan membuatnya bolak-balik diperiksa polisi.
Namun, ada satu misteri yang hingga kini belum terungkap: siapa sebenarnya sosok yang memberikan foto ijazah tersebut kepada Dian Sandi?
Dian Sandi mengaku mendapatkan foto itu dari seseorang yang ia sebut sebagai teman seangkatan Jokowi di UGM. Namun, ia secara tegas membantah menerimanya dari Jokowi, Kaesang Pangarep, ataupun pihak UGM secara langsung.
Kini, setelah kasusnya naik sidik, Dian Sandi mengaku telah menyiapkan kuasa hukum untuk mengantisipasi segala kemungkinan.
"Niat saya baik, saya ingin membela Pak Jokowi. Di tengah jalan seperti ini, saya harus siap dengan semua potensi yang bisa menjerat saya ke depan," tegasnya.
Baca Juga: Said Didu Sindir Kedatangan Pratikno ke Solo Temui Jokowi, Kader PSI Dian Sandi: Istighfar!
Ia juga menyindir pihak-pihak yang kerap menyalahkannya dan membahas potensi pidana untuknya "lima kali sehari". Namun, ia memilih untuk tidak terpancing.
"Mereka boleh membahas saya, potensi pidana apa segala macam, itu maunya mereka. Saya percaya hukum ini bisa bekerja dengan baik, pemeriksaan bisa berjalan, dan hasilnya pun bisa presisi," ujarnya.
Seperti diketahui, polemik ijazah ini bermula dari tuduhan Rismon Hasiholan Sianipar yang mempertanyakan keasliannya. Meski UGM dan Bareskrim Polri telah menyatakan ijazah tersebut asli, Jokowi tetap melaporkan sejumlah nama ke Polda Metro Jaya atas dugaan pencemaran nama baik.