Demi Cegah Banjir Rob di Jakarta, DPRD DKI Soroti Pentingnya Perbaikan Rutin Tanggul

Rabu, 23 Juli 2025 | 11:00 WIB
Demi Cegah Banjir Rob di Jakarta, DPRD DKI Soroti Pentingnya Perbaikan Rutin Tanggul
Demi Cegah Banjir Rob di Jakarta, DPRD DKI Soroti Pentingnya Perbaikan Rutin Tanggul.

Suara.com - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, menyoroti pentingnya pembangunan dan pemeliharaan tanggul secara rutin untuk mengatasi banjir rob yang kerap melanda kawasan pesisir ibu kota.

Pembangunan tanggul pengendali rob sepanjang 1,4 kilometer di Muara Angke ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025. Wilayah ini dipilih lantaran tergolong sebagai salah satu titik paling rawan terdampak banjir pasang laut.

"Untuk upaya penanggulangan banjir dan mitigasi seperti ini, kami di DPRD mendukung. Anggarannya pun sudah kami setujui dalam pembahasan sebelumnya," ujar Yuke, di Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis (12/6).

Ia menambahkan, seluruh anggota Komisi D DPRD DKI akan dilibatkan dalam pengawasan proyek guna memastikan pelaksanaan berjalan optimal dan memberi dampak nyata bagi warga.

"Anggaran yang digunakan cukup besar, jadi kami ingin memastikan pelaksanaan proyek ini dilakukan secara baik, dan hasilnya benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," jelasnya.

Ilustrasi tanggul. (ist)
Ilustrasi tanggul. (ist)

Selain soal teknis pembangunan, Yuke juga menekankan perlunya pengendalian penggunaan lahan di sekitar area tanggul guna menghindari penurunan permukaan tanah akibat eksploitasi air tanah berlebih.

"Jadi betul-betul harus kita kawal tadi instruksi dari Pak Gubernur. Kita harus hentikan penggunaan air tanah sehingga kita harus percepat semua akses untuk air bersih ke wilayah sini," tandasnya.

Penerapan perbaikan tanggul rutin telah dilakukan di wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK) 2. Banjir rob tak pernah melanda kawasan mandiri ini karena adanya penggunaan Polder System oleh Agung Sedayu Group dan Salim Group.

Sistem ini menciptakan area tertutup dengan tanggul, danau penampungan, serta pompa air yang siap membuang air hujan maupun rob langsung ke sungai atau laut.

Baca Juga: Bongkar Taktik 'Parcok' di Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Rismon Ungkit Kasus Jessica Wongso, Mengapa?

“Kalau daratan makin rendah, makin turun, terus gimana? Gampang! Bibir embernya alias tanggulnya itu ditinggiin,” ujar Miranda DWK.

Sistem ini juga dianggap fleksibel terhadap perubahan topografi maupun kenaikan permukaan laut. 

Selain bebas banjir, sistem ini juga mendukung konsep kota berkelanjutan dengan lanskap sungai dan waduk yang estetis sekaligus fungsional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI