"Penempatan satwa di kandang peragaan bukan dilakukan tanpa pertimbangan. Sebagai lembaga konservasi, kami percaya bahwa semua satwa, baik yang muda maupun yang sudah lanjut usia, berhak untuk tetap terlihat, dikenali, dan dihargai keberadaannya," tegasnya.
Ia juga menyebut bahwa Jalu secara rutin mendapat pemeriksaan kesehatan menyeluruh, termasuk perawatan kuku, pemberian makanan bergizi, serta stimulasi mental dan fisik melalui enrichment seperti berenang, memanjat, atau berjemur.
"Tidak semua yang tampak 'kurus' berarti sakit, tidak semua yang tampak 'pelan' berarti lemah," ujar Wahyudi.
Meski demikian, ia mengapresiasi perhatian publik terhadap Jalu dan satwa lain di Ragunan. Pihaknya, kata Wahyudi, terbuka terhadap masukan dan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi seluruh koleksi satwanya.
"Kami terbuka untuk berdialog dan terus berbenah," pungkasnya.